BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kulit merupakan sistem organ yang kompleks, dimana
tumor jinak maupun ganas bisa timbul pada tiap bagian. Benjolan pada kulit
sangat umum ditemukan dan masalah yag berbaikat dengan hal ini meningkat akibat
makin meningkatnya usia penduduk secara keseluruhan (banyak tumor kulit sering
terjadi di usia lanjut), kanker kulit meningkat pada semua golongan umur,
terdapat peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya tumor kulit.
Sebagaian besar tumor kulit adalah jinak (benigna), sering hanya merupakan
gangguan kosmetik. Namun demikian, penting untuk menentukan dengan cepat dan
efektif apakah suatu tumor ganas (maligna) atau mempunyai potensi untuk menjadi
ganas, karena keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap suatu lesi
hanya dapat dibuat sesudah diagnosis tingkat awal ditentukan.
Tumor kulit ada 2 jenis yakni tumor ganas dan tumor
juunak. Tumor jinak tidak pernah berpotensi menjadi ganas, meskipun demikian
ada juga yang disebut pra kanker karena bisa menjadi ganas, yang disebut tumor
ganas. Benjola atau perubahan struktur kulit perlu diwaspadai sebagai tumor
kulit. Riwayat keluarga yang memiliki, tumor, pajanan sinar matahari dapat
mencetuskan tumor pada kuli. Tumor banyak terjadi pada ras kulit putih, jarang
terjadi pada kulit berwarna akibat zat emelanin
melindungi kulit dari berbagai gangguan cahaya matahari.
Tumor
jinak yang banyak terjadi di antaranya tahi lalat (naevus pigmentosus); kulit cokelat kehitaman (seborok keratosis) yang terjadi akibat penebalan zat tanduk, banyak
tumbuh di bagian leher dan kulit wajah; bintil lunak (skin tag) di ketiak dan leher; bintil pucat di kelopak mata (syryngoma), benjol warna kulit di wajah
dan punggung (kista aterom); dan luka
parut yang melebar dann menonjol (keloid).
Tumor ganas bisa ditemukan di bagian wajah (basaloma ) berupa luka koreng, tidak nyeri namun memunculkan
keropeng hitam. Biasanya di derita oleh orang berkulit pucat. Pengobatan untuk
tumor jinak dan ganas adalah dengan operasi di saat yang tepat. Ada beberapa
cara operasi, mulai dari yang menggunakan pisau,bedah listrik, bedah beku,
hingga bedah laser. Pada makalah ini akan dibahas tentang asuhan keperawatan
pada pasien dengan tumor kulit.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalahnya
yaitu:
1.
Apakah
yang dimaksud dengan tumor kulit?
2.
Bagaimana
epidemologi tumor kulit?
3.
Apakah
etiologi dari tumor kulit?
4.
Bagaimana
patofisiologi dari tumor kulit?
5.
Apa
sajakah klasifikasi dari tumor kulit?
6.
Bagaimana
manifestasi klinis dari tumor kulit?
7.
Bagaimanakah
pemeriksaan fisik pada tumor kulit?
8.
Apa
saja pemeriksaan diagnostik tumor kulit??
9.
Bagaimana
penatalaksanaan tumor kulit?
10. Bagaimana konsep dasar asuhan
keperawatan pada klien dengan tumor kulit?
C.
Tujuan
1. Tujuan umum
Menjelaskan tentang tumor kulit dan
asuhan keperawatan pada klien dengan kasus tumor kulit.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan tumor kulit.
b. Untuk mengetahui bagaimana
epidemologi tumor kulit.
c. Untuk mengetahui apakah etiologi
dari tumor kulit.
d. Untuk mengetahui bagaimana
patofisiologi dari tumor kulit.
e. Untuk mengetahui apa saja
klasifikasi dari tumor kulit.
f. Untuk mengetahui bagaimana
manifestasi klinis dari tumor kulit.
g. Untuk mengetahui bagaimana
pemeriksaan fisik pada tumor kulit.
h. Untuk mengetahui apa saja
pemeriksaan diagnostik tumor kulit.
i.
Untuk
mengetahui bagaimana penatalaksanaan tumor kulit.
j.
Untuk
mengetahui bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan tumor
kulit.
D.
Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini semoga
makalah ini bisa membantu mahasiswa untuk lebih mengetahui tentang gangguan
sistem respirasi tumor kulit dan menambah wawasan pengetahuan mahasiswa tentang
bagaimana pemberian asuhan keperawatan pada gangguan sistem integumen tumor
kulit
BAB
II
PEMBAHASANAN
A.
KONSEP DASAR PENYAKIT
1.
DEFINISI
a.
Tumor
kulit merupaka suatu tumor ganas yang sering terjadi, namun harapan hidup
penderita kanker kulit ini tidak terpengaruh; angka kematiannya sangat rendah.
b.
Tumor
kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang
tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke
bagian tubuh yang lain.
c.
Tumor
kulit adalah suatu benjolan yang dapat berbentuk dari berbagai jenis sel-sel
dalam kulit (sel-sel epidermis, melanosit). Tumor-tumor ini dapat merupakan
tumor jinak atau tumor ganas, dapat terletak dalam epidermis atau menembus
kedalam dermis dan jaringan subkutan (Arif Muttaqin, 2010)
d.
Tumor
kulit adalah tumor yang terbentuk dari berbagai jenis sel seperti sel-sel
epidermis, dan melanosit. Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau
ganas, dapat terletak dalam epidermis atau menembus ke dalam dermis dan
jaringan subkutan.(Price Sylvia, 2006)
2.
EPIDEMIOLOGI
Keganasan kulit merupakan tiga
serangkai keganasan pada umumnya yang ditemukan di Indonesia. Urutannya dapat
berubah, akan tetapi dalam kelompok 3 besar, yakni kulit, cervic, mammae. Zaman
sebelum penjajahan tumor ganas kulit lebih banyak ditemukan pada rakyat atau
petani (banyak trauma, tidak memakai sepatu pada golongan pribumi). Setelah
penjajahan (sesudah tahun 1945) ternyata tumor ganas sudah berubah tidak lagi
di tungkai, dan kanker penis banyak ditemukan pada pria yang tidak disunat.
Basal sel karsinoma ternyata banyak ditemukan di sekitar mata. Kelompok umur
50-59 tahun tetap merupakan golongan yang terbanyak menanggung resiko tumor
ganas kulit, perbedaan antara pria dan wanita tidak bermakna.
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV
baik dari matahari maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas
sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau krim anti
matahari. Jika tipe kulit anda
termasuk kategori yang sensitif terhadap radiasi sinar UV, maka kulit anda
cenderung lebih mudah terbakar dan melepuh ketika terkena paparan sinar
matahari. Apalagi jika anda banyak menghabiskan waktu ruangan terbuka tanpa
memakai pelindung seperti sunblock. Hal ini membuat anda berisiko untuk terkena
kanker kulit.
Melanin
adalah pigmen yang terdapat pada makhluk hidup. Pada manusia, melanin memiliki
peran dalam memberikan warna pada mata, rambut, dan kulit, dan bermanfaat
melindungi kulit dari paparan sinar UV. Kurangnya melanin akan menyebabkan
kulit menjadi putih dan tampak pucat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan
risiko terjadinya kanker kulit. Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena
daripada orang yang memiliki kulit lebih gelap. Hal ini dikarenakan jumlah
pigmen melanin pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang
tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar matahari, sehingga
mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang
memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya
cenderung lebih kecil.
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar,
dan minyak diyakini dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit. Namun,
dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya
menyebabkan kanker kulit. Gen
pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir.
Namun dengan ‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan
menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of
Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-virus yang dapat
menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV.
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga
terhadap munculnya kanker kulit.
Bila ayah, ibu, atau saudara anda memiliki riwayat kanker kulit, maka anda juga
bisa memiliki risiko terkena penyakit tersebut. Sedangkan pada kerabat yang
lebih jauh seperti kakek dan nenek atau sepupu, dan mereka didiagnosa terkena
kanker kulit, maka anda juga bisa berisiko terkena kanker kulit, namun
prosentasenya tidak sebesar yang terjadi pada keluarga kandung.
4.
FAKTOR
PREDISPOSISI
Faktor predisposisi terjadinya kanker kulit antara lain
a.
Faktor
dari dalam meliputi genetik, imunologik,
ras, dan jenis kelamin.
b.
Faktor
luar meliputi bahan karsinogen ( zat kimia ), cahaya matahari, radiasi,
lingkungan / pekerjaan. Bahan karsinogen yang paling banyak dibicarakan adalah
hidrokarbon yang diisolasikan dari ter batubara pada pekerja cerobong asap yang
mengakibatkan karsinoma sel skuamosa pada daerah skrotum.
1)
Pola
penyelidikan yang menarik ialah tumor kulit yang disebabkan oleh virus,
misalnya veruka vulgaris, kondiloma akuminatum. Ternyata virus yang memiliki
inti DNA akan mengakibatkan tumor jinak, sedangkan virus dengan inti RNA akan
menyebabkan tumor ganas pada binatang percobaan.
2) Persoalan yang erat sekali hubungannya dengan penyakit
neoplastik kulit adalah hubungan antara sinar ultraviolet yang terdapat dalam
sinar matahari dan pigmentasi kulit. Ultraviolet merangsang pertumbuhan kanker
serta sebaliknya terjadinya pigmentasi mencegah penyakit neoplastik kulit.
c. Penggunaan
tanning bed
Istilah tanning bed
memang tidak populer di Indonesia, namun sangat populer di negara-negara barat
terutama Amerika. Tanning bed merupakan alat yang berfungsi untuk membantu
kulit menjadi kecoklatan, dan prosesnya mirip seperti seseorang yang berjemur
di pantai, di bawah panasnya sinar matahari. Namun demikian, alat ini bisa
meningkatkan risiko seseorang untuk terkena melanoma, kanker kulit yang
terbilang mematikan. Orang yang sering menggunakan tanning bed, 74 persen lebih
mungkin untuk terkena melanoma dibandingkan dengan orang yang tidak pernah
menggunakannya.
5.
PATOFISIOLOGI
Perjalanan penyakit dari tumor kulit
tidak dapat ditentukan dengan pasti, kadang-kadang tumornya kecil akan tetapi
telah bermetastasis jauh; tumor yang besar pun juga dapat setempat saja dalam
jangka waktu yang lama.
Karsinoma sel sekuamosa berasal dari sel
epidermis yang mempunyai tingkat kematangan, dapat intraepidermal, dapat opula
bersifat infasif dan bermetastasis jauh. Lokasi kelainan penyakit paget ialah
daerah kulit yang mempunyai kelenjar apokrin. Pada payudara di kenal sebagai
penyakit paget payudara (mammary paget’s disease), sedangkan lokasi lainnya (
extra mammary paget’s desease) secara berurutan ialah: vulva, perianal,
penis,skotum, lipat paha, ketiak, dan kelopak mata.
Penyakit paget merupakan epidermotrophic
Ca of the mammary ducts sehingga yang tampak di kulit merupakan penyebaran dari
saluran kelenjar payudara. Dengan demikian, adeno-karsinoma payudara merupakan
asal usul penyakit paget payudara. Penyakit paget di sekitar alat kelamin dapat
berasal dari adnexal carcinoma di
bawahnya atau berasal dari karsinoma saluran kemih bagian bawah. Penyakit paget
di luar payudara sering bersamaan dengan anak sebar pada anak dalam di
sekitarnya.
Pathway
Proses
inflamasi: hyperemia,
pembengkakan, gangguan fungsi, kerusakan intregritas jaringan
|
Tumor
kulit
|
Faktor
Luar:bahan
karsinogen, (hidrokarbon), radiasi, virus, sinar x, sinar ultraviolet
|
Faktor
Dalam: genetic,
imunologi, ras dan jenis kelamin
|
Faktor predisposisi:
berkulit putih, rambut pirang/merah, mata biru, keturunan Celtic dan
Skandinavia,orang yang sering terbakar sinar matahari, memiliki riwayat
luka bakar matahari yang parah, Penderita sindrom nervus displastik
|
Resiko tinggi infeksi
|
Nyeri
|
Kurang terpajan info
perawatan luka
|
Pembentukan
pus dan nekrosis jaringan kulit
|
Demam, malaise, penurunan
nafsu makan
|
Proses informasi secara umum
|
Pembentukan bula, papula,
abses, lesi perubahan pigmen kulit
|
Kerusakan
integritas kulit
|
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh
|
Gangguan
pola tidur
|
Deformitas, bau, fungsiolaesa
|
6.
MANIFESTASI
KLINIS
Ada
beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
a. Benjolan kecil yang membesar
Benjolan
terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya mengkilap, tidak
terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar.
Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal. Kadang-kadang benjolan
menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau
keropeng yang mudah berdarah bila diangkat.
b. Benjolan yang permukaannya tidak
rata dan mudah berdarah
Benjolan
ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah
bila disentuh.
c. Tahi lalat yang berubah warna
Tahi
lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah
berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul
bintik-bintik.
d. Koreng atau borok dan luka yang
tidak mau sembuh
Koreng
dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng
ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng
karena terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.
e. Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak
ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama permukaannya
makin kasar,bergerigi, tetapi tidak rapuh, tidak gatal, dan tidak
sakit.
f. Bercak hitam ysng menebal pada
telapak kaki dan tangan
Bercak
ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak
tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan, batas
kabur, tepi tidak teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat
berubah menjadi lebih hitam, menonjol diatas permukaan kulit, dan tumbuh ke
dalam kulit serta mudah berdarah.
7.
KLASIFIKASI
a. Tumor Ganas
Tumor
ganas dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1) Kasinoma Sel Basa
Merupakan tumor ganas pada kulit yang paling
sering terjadi, berasal dari sel epiderma sepanjang lamina basalis epodemis.
Insiden karsinoma sel basa berbanding lurus dengan usia pasien dan berbanding
terbalik dengan jumlah pigmen melanin di epidermis. Pasien dengan riwayat
karsinoma sel basa harus menggunakan tabir surya atau pakaian pelindung untuk
menghindari sinar karsinogenik matahari. Tumor ini ditandai dengan nodul
seperti mutiara, halus, dam kemerahan. Karsinoma sel basa harus diobati dengan
tepat. Pengobatan meliputi kuretease dengan elektrodesikasi, bedah scalpel,
iradiasi, bedah dengan bahan kimia, bedah beku.
2) Karsinoma Sel Skuamosa
Sel skuamosa merupakan neoplasma ganas pada
keratinosid yang berasal dari sel epidermis yang lebih berdiferensiasi
(keratinosid). Secara khas, tumor timbul di atas kulit yang dirusak cahaya
matahari dengan adanya banyak adanya keratonis aktinik. Cahaya matahari
merupakan factor etiologi utama yang menyebabkan karsinoma sel skuamosa pada
kulit. Penyebab lain karsinoma sel skuamosa meliputi menelan arsen, iradiasi
sinar x, luka baker, jaringan parut, dan kerentanan genetic. Karsinoma sela
skuamosa yang timbul pada kulit yang rusak akibat cahaya matahari biasanya
tidak bermetastasis dan jarang menyebabkan kematian, namun ada yang tidak
terpajan sinar matahari, setelah menelan arsen atau di atas parut lama, mempunyai
resiko metastasis terbesar.
Suatu varian karsinoma sel skuamosa yang
terbatas pada epidermis disebut penyakit Bowen, penyakit ini
biasanya disebabkan oleh pajanan sinar matahari kronik. Karsinoma sel skuamosa
muncul karena bentuk tumor atau nodul yang menebal, berskuama, dan berulserasi
yang kadang-kadang berdarah dam biasanya timbul di atas kulit wajah, kepala,
telinga, leher, tangan atau lengan yang rusak oleh cahaya matahari. Pengobatan
karsinoma sel skuamosa dan variannya adalah eksisi bedah.
3) Melanoma
Melanoma malignum hanyalah 3% dari semua
keganasan kulit primer tetapi mengakibatkan hamper semua kematian yang
disebabkan oleh kanker kulit. Kebanyakan melanoma terjadi pada kelompok usia 40
– 70 tahun, tetapi jumlah kasus telah meningkat diantara kelompok usia 20 – 40
tahun. Salah satu penjelasan untuk peningkatan insiden ini adalah pajanan sinar
matahari yang lebih besar saat rekreasi dan perubahan cara berpakaian.
Diagnosis didasarkan pada perubahan bentuk, warna, ukuran dan konfigurasi lezi yang
berpigmen.
Melanoma yang menyebar superficial merupakan
jenis yang paling sering (60% sampai 80%) dan mempunyai prognosis paling baik.
Sebagian besar pasien mempunyai harapan hidup 5 tahun atau lebih dan banyak
yang sembuh. Diagnosis dini dan pengobatan bedah berperan dalam perbaikan
statistic. Pengobatan melanoma malignum terutama dengan pembedahan. Pasien dengan
melanoma diseminata dilakukan kemoterapi.
b. Tumor Jinak
1) Keratonis Seboroid
Bermanisfestasi sebagai neoplasma mirip
kutil, berwarna coklat sperti dilekatkan pada permukaan epidermis. Peneyebab
dari tumor jinak ini tidak diketahui. Sel-sel tumor ini berasal dari sel basar
sel basal kecil yang terlokalisasi pada epidermis. Pasien yang lebih tua dapat
mengalami keratosis seboroid multipel di seluruh tubuh, wajah, dan ekstremitas
atas. Pengobatan
tidak diperlukan kecuali atas alasan kosmetik atau diagnostik.
2) Keratonis Aktinik
Keratonis atinik bbiasanya timbul pada
permukaan kulit yang terkena sinar matahari seperti wajah, leher, kulit kepala
dan ekstremitas. Daerah yang terserang tampak seperti lezi eritematosa,
bersisik dan dengan permukaan yang kasar. Lezi ini disebabkan oleh pajanan
sinar matahari kronik, terutama pada pasien berusia lanjut. Neoplasma prakanker
ini dapat berubah menjadi karsinoma sel skuamosa dan harus diobati. Tindakan
pengobatannya termasuk elektrodesikasi dengan kuretase atau bedah beku. Pasien
diingatkan terhadap pajanan sinar matahari selanjutnya, dan dianjurkan untuk
memaki tabir surya yang dapat menghambat sinar UV B dan UV A dengan faktor
proteksi 15 atau 30 (Presun, Solbar, Sundown, Bain de Soleir).
3) Keratoakantoma
Keratoakantoma adalah tumor yang
berbentuk kubah dengan bagian tengahnya berbentuk kawah atau mengalami
ulserasi. Tumor ini tumbuh dengan cepat dalam waktu beberapa bulan dan biasanya
timbul pada orang tua yang berkulit terang. Tumor ini jinak
dan dapat mengalami involunsi spontan. Karena tumor ini dapat menyerupai
karsinoma sel skuamosa, maka tumor ini harus di eksisi untuk pemeriksaan
histopatologi.
4) Dermatofibroma,
Akrokordon dan
Keloid
Empat tumor jinak yang paling sering di
temukan adalah dematofibroma, akrokordon (skintags), keloid, hyperplasia
sebaseus. Dermatofibroma adalah nodul coklat yang biasanya di temukan pada
kaki, tubuh dan lengan. Pada palpasi konsistensinya keras seperti kancing.
Tumor ini hanya di eksisis karena alas an kosmetik atau diagnostic, karena
tumor ini jinak. Skintags (akrokordon ) sering kali terdapat di leher,
axial, dan lipat paha pada pasien tua dan setengah baya. Akrokordon lebih
banyak di jumpai pada pasien yang gemuk dan pada wanita hamil daripada populasi
secara umum. Tumor ini di eksisi bila nyeri dan karena alasan kosmetik. Keloid di
sebabkan oleh pembentukan jaringan parut abnormal yang terjadi bahkan setelah
cedera minor. Keloid lebih sering pada orang Afrika Amerika daripada keturuna
Kaukasia, dan ada kecenderungan genetik. Eksisi jaringan keloid boleh di
usahakan untuk alasan kosmetik. Eksisi keloid yang di kombinasi denga injeksi
kortikosteroid ke dalam lesi sering kali merupakan pengobatan yang efektif.
5) Tumor Jinak
Pembuluh Darah
Diantara
sejumlah tumor pembuluh darah kulit, jenis yang paling sering di temui adalah
nevus flammeus, angioma strauberi, angioma ceri, angioma laba-laba (spider
nevi), dan granulome piogenik. Floriferasi kapiler-kapiler matur yang
menimbulkan perubahan warna menjadi merah muda pada kulit bayi baru lahir
disebut nevus plammeus. Apabila kapiler ini mengikuti cabang saraf trigeminus, maka
kondisi ini dapat disertai angioma pada mata ipsilateral dan sistem saraf pusat
(syndrom Sturge-Weber). Keadaan ini dapat menimbulkan glaukoma dan kejang
kontra lateral. Nevus plammeus dapat menghilang atau tetap bertahan untuk waktu
yang sangat lama. Jika lesinya tetap ada, direkomendasikan untuk melakukan
penyamaran dengan dandanan (Covermark, DermaBland). Laser pewarna dengan
pulsasi berguna untuk pengobatan hemangioma ini.
a.) Angioma
stawberi timbul setelah lahir dan mengalami involusi spontan
setelah usia 7 tahun pada 70% sampai 95 % dari semua kasus.
Proliferasi kapiler dalam dermis menyebabkan nodula merah-kebiruan yang
meninggi biasanya di kepala dan tubuh bagian atas, tetapi dapt juga tibul
dimana saja di permukaan tubuh. Karena sering kali berinvolusi spontan maka
pengobatan tumor ini biasanya tidak diperlukan.
b.) Angioma ceri adalah
papula yang agak meninggi berwarna merah pada tubuh dan ekstremitas orang tua
dan setengah baya. Lesi asimtomatik dan jinak, dan tidak diperlukan pengobatan.
c.) Angioma laba-laba timbul pada
perempuan pada masa kehamilan, pada peminum alkohol dan juga pada anak- anak.
Sebuah arteriola sentral memberi makan berbagai cabang kecil dari tumor ini.
Angioma laba-laba multiple dapat disebabkan oleh penyakit hati seperti sirosis.
Umunya angioma laba-laba pada nak-anak dan wanita hamil dapat sembuh dengan
sendirinya. Angioma laba-laba yang persisten dapat dibuang dengan
elektrodesikasi atau laser pewarna dengan pilsasi.
d.) Granuloma
piogenik disebabkan oleh suatu proliferasi abnormal jaringan
granulasi. Tumor timbul pada tempat trauma yang terjadi. Timbul nodul-nodul
lembab berwarna merah atau ungu bertangkai. Tumor jinak ini kadang-kadang
berdarah dan diobati dengan pembedahan.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa
pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Foto polos di daerah lesi untuk
melihat infiltrasi. Jika perlu dilakukan CT-scan
b. Biopsi insisi atau eksisi untuk
menentukan diagnosis histopatologis
c. Radiologi, seperti X-foto toraks,
X-foto tulang di daerah lesi dan CT-Scan/ MRI atas indikasi.
d. Biopsi untuk pemeriksaan
histopatologi, terdiri dari:
1) Lesi < 2 cm dilakukan biopsi
eksisional
2) Lesi > 2 cm dilakukan biopsi
insisional
9. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang dapat
dilakukan pada pasien dengan penyakit kanker kulit yaitu pembedahan,
kemoterapi dan terapi biologis.
a. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat
lesi ditambah batas-batas jaringan normal sekitarnya untuk mencegah
berkembangnya kembali tumor. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma
dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari
3mm. Lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari
3mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80%. Lesi
dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar
40-50%. Batas-batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya
direkomendasikan menjadi paling sdikit 2-3cm. Terapi radiasi merupakan
bentuk pengobatan lainnya dengan penggunaan energi sinar X dosis tinggi,
kobalt, electron atau sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan
atau membunuh sel-sel melanoma.
b. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan
berbagai cara. Salah satunya adalah secara topikal, dimana agen-agen tersebut
diberikan secara langsung ada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi
5-fluorourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini
meliputi melpalan, dakarbazasin ( DTIC) dan sisplatin. Cara yang dilakukan
dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini, kemoterapi
sistemik belum apat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya
penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan
pada orang pada penyakit yang menyebar secara luas.
c. Terapi Biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi
atau immunoterapi. Bekerja baik secara langsung ataupun tidak langsung melawan
kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk
umum dari bioterapi di bawah penyelidikan untuk melanoma meliputi paksin,
injeksi bskterium yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan
penggunaan interperon, interleunkin dan antibiotic monoclonal. Vaksinasi
tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan
vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis sistem imun untuk mengenal melanoma dan
oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan melanoma
tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system imun dan
sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal. Diharapkan
bahwa bahwa injeksi BSG secara langsung ke dalam metastase nodul-nodul
subkutan dapat menyebabkan regresi lesi. Penatalaksanaan karsinoma ini
bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi dan kedalaman), sifat-sifat yang
invasif atau tidak anvasif dan ada tidaknya kelenjar limfe yang mengalami
metastase, tindakannya adalah sebagai berikut:
1) Eksisi Bedah
Tujuannya
untuk mengangkat keseluruhan tumor.
2) Pembedahan mikrografik
Merupakan
metode untuk mengangkat lesi kulit yang maligna.
3) Bedah Elektro
Merupakan
teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan menggunakan energi
listrik.
4) Bedah Beku
Tujuannya
menghancurkan tumor dengan cara dee freezing (alat jarumtermokopel). Dilakukan
setelah dikemoterapi.
5) Terapi Radiasi
Terapi
ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan daerah
di dekat struktur yang vital.
Berdasarkan klasifikasinya,
penatalaksanaan kanker kulit yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Karsinoma Sel Basal (KSB)
Apabila diagnosa telah ditegakkan secara
jelas bahwa penderita mengalami kanker kulit berjenis sel basal maka tindakan
yang dilakukan umumnya adalah pembedahan atau pengangkatan jaringan kulit
(kanker) secara komplit atau dapat pula dengan tindakan penyinaran. Metode
lainnya yang juga kerap dilakukan adalah bedah beku, bedah listrik, laser,
fotodinamik serta dengan obat-obatan baik yang dioleskan maupun disuntikkan
(kemoterapi).
b. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
Tindakan terapi dan pengobatan pada kanker
jenis ini cenderung sama dengan kanker sel basal.
c. Melanoma Maligna (MM)
Melanoma Maligna merupakan jenis kanker
kulit yang paling ganas, dapat menyebar kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar
limfa. Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker jenis ini adalah
pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila
telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk
mengangkat jaringan di sekitarnya. Jika sel kanker ditemukan menyebar ke
kelenjar limfa, maka mau tidak mau kelenjarnya juga diangkat.
Pada
saat dilakukan terapi kanker kulit, hendaknya pasien melakukan beberapa
tindakan sebagi berikut:
a. Hindari mengkonsumsi makanan dan
minuman yang mengandung zat-zat kimia.
b. Hindari segala bedak dan handbody
lotion yang terbuat dari zat kimia.
c. Hindari terkena sinar matahari
secara langsung diatas jam 9 pagi.
d. Minumlah suplemen yang mampu
membersihkan kotoran yang melekat di dinding usus (colon cleanshing). Dalam hal
ini yang terbaik adalah kolak waluh (labu parang) tanpa santan. Yang perlu
diingat dalam mengkonsumsinya harus ditambah air jeruk nipis. Minumlah 2 gelas
sehari.
e. Buatlah suplemen yang banyak
mengandung zat-zat anti oksidan, seperti juss dari buah tomat sayur, buah
anggur, buah wortel, dan taoge kacang hijau. Untuk pembuatan juss, sebaiknya di
blender selama 20 menit, jangan berhenti. Tujuannya adalah agar ada injeksi
oksigen ke dalam juss. Karena itu harus langsung diminum habis, jangan
dibiarkan lama karena oksigennya bisa menguap lagi. Minumlah 2 gelas sehari.
f. Buatlah rebusan herbal yang banyak
mengandung zat-zat anti oksidan. Herbal ini antara lain daun benalu mangga,
daun benalu teh, daun sukun, daun tapak dara, daun mahkota dewa, temu putih.
g. Buatlah rebusan herbal yang lebih
keras dari pada di atas. Bisa menggunakan mahkota dewa, pace, jintan hitam.
Minumlah 2 gelas sehari.
h. Buatlah bedak dari keladi tikus,
ketela pohon tahunan yang beracun. Balurkan bedak ini ke kankernya, 4 - 5 kali
sehari.
i.
Lakukanlah
senam ayun tangan, 30 menit sehari.
j.
Berdo’a
demi kelancaran proses penyembuhan.
10. Pencegahan
a. Jangan mencoba berjemur untuk
membuat kulit lekas berwarna coklat kekuningan jika kulit mudah terbakar.
b. Hindari pajanan sinar matahari yang
tidak diperlukan, khususnya ketika radiasi sinar UV terjadi intensif antara
pukul 10.00 – 15.00 WIB.
c. Oleskan preparat tabir surya
pelindung kulit jika harus berjemur di bawah terik matahari.
Preparat ini akan menghalangi pancaran sinar matahari yang berbahaya.
d. Gunakan pelembab bibir yang
mengandung reparat tabir surya dengan angka SPF tinggi.
e. Kenakan pakaian pelindung yang tepat
(misalnya: topi, kemeja tangan panjang).
f. Jangan menggunakan lampu pemanas
untuk membuat kulit berwarna cokelat kekuningan.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas diri klien
b.
Status
kesehatan
1)
Status
kesehatan saat ini : keluhan utama, alasan MRS, dan perjalanan sakit saat ini,
upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
2)
Status
kesehatan masa lalu : penyakit yang pernah dialami, pernah dirawat, alergi ,
riwayat penyakit keluarga, dan diagnosa medis & therapy.
c.
Pola
Kebutuhan Dasar Manusia ( 14 pola Virginia Henderson )
d.
Pemeriksaan
fisik
Kaca pembesar dan pencahayaan yang baik diperlukan dalam
melakukan inspeksi kulit untuk menemukan iregularitas dan perubahan pada nevus.
Tanda-tanda yang menunjukkan perubahan malignan mencakup berikut ini :
1.
Warna
yang bervariasi
a)
Warna
yang dapat menunjukan keganasan pada lesi yang coklat atau hitam adalah
bayangan warna merah, putih dan biru ; bayangan wana biru dianggap lebih
menkhawatirkan .
b)
Daerah-daerah
putih dalam lesi yang berpigmen perlu di curigai.
c)
Sebagian
melanoma maligna tidak memiliki warna yang bervariasi tetapi sebaliknya
mempunyai warna yang seragam (hitam kebiruan, kelabu kebiruan, merah kebiruan).
2.
Tepi
yang ireguler
a)
Indentasi
atau lekukan yang menyudut pada bagian tepi nevus harus dicatat.
3.
Permukaan
yang ireguler
a)
Tonjolan
permukaan yang tidak merata (topografi ireguler) dapat teraba atau terlihat.
Perubahan pada permukaan bisa licin hingga seperti sisik.
b)
Sebagian
melanoma manoduler memiliki permukaan yang licin.
Lokasi melanoma
yang sering adalah kulit pada bagian punggung, tungkai (khususnya wanita),
antara jari-jari kaki dan pada kaki, muka, kulit kepala, jari-jari tangan serta
bagian dorsal tangan. Pada orang yang berkulit gelap, melanoma paling sering
terdapat ditempat yang tidak begitu mengandung pigmen seperti : telapak tangan,
telapak kaki, daerah subungual dan memebran mukosa. Diameter nevus harus diukur
karena umumnya melanoma berukuran lebih dari 6 mm. Lesi satelit (lesi yang terletak didekat nevus ) harus di
catat.
1. Aktivitas Istirahat
Tanda: Keterbatasan
mobilisasi atau kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera
karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
2. Sirkulasi
Hipertensi
(kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri atauansietas),
takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian
luar yang tidak teratur.
3. Neurosensori
Nyeri
dada daerah karsinoma.
4. Nyeri atau Kenyamanan
Gejala: Nyeri
berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada area lesi
yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit).
5. Keamanan
Tanda: Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan lokal pada warna nodul (biasanya relatif licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat meningkat atau berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulselasi.
Tanda: Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan lokal pada warna nodul (biasanya relatif licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat meningkat atau berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulselasi.
6. Penyuluhan atau Pembelajaran
Gejala:
lingkungan trauma, aktivitas perawatan dini dan tugas
pemeliharaanatau perwatan rumah.
B.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri
berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi dan perubahan pigmen kulit
ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis dan memegang
bagian yang sakit.
2. Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi dan
perubahan pigmen kulit ditandai dengan tak ada jaringan kulit yang hidup,
regenerasi (-).
3. Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan demam, malaise, dan
penurunan nafsu makan ditandai dengan penurunan bb, makan tidak habis 1 porsi,
turgor lemah dan wajah pucat.
4. Gangguan pola
tidur berhubungan dengan nyeri, bau busuk, dan ansietas ditandai dengan pasien
terus menerus terjaga, tidak mampu menentukan kebutuhan waktu tidur; letargi;
tampak ada bayangan lengkaran gelap di bawah mata; terus menerus menguap karena
mengantuk.
5. Resiko infeksi
berhubungan dengan pembentukan pus dan nekrosis jaringan
kulit
C.
Perencanaan
Keperawatan
Hari/Tgl
|
No Dx
|
Rencana Perawatan
|
TTD
|
||
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
|||
1
|
Setelah diberikan tindakan
asuhan keperawatan
selama
….x24 jam
diharapkan nyeri dapat berkurang
dengan
kriteria hasil:
1.
Pasien melaporkan nyeri hilang/ terkontrol dengan skala 0-1
2.
Menunjukan ekspresi wajah/postur tubuh rileks,
3.
Berpartisipasi dalam aktivitas dan tidur/istirahat
dengan tepat.
4.
Klien dapat
mandiri dalam perawatan dan penanganannya secara sederhana
|
1. Kaji
keadaan nyeri klien secara PQRST.
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar contoh pijatan pada
area yang tidak sakit, perubahan posisi dengan sering.
3. Libatkan pasien dalam penentuan jadwal aktivitas,
pengobatan, pemberian obat.
4. Ajarkan
teknik relaxasi seperti napas dalam pada saat rasa nyeri datang
5. Jelaskan prosedur/berikan informasi seiring dengan
tepat, khususnya selama debridemen luka.
Kolaborasi
6. Berikan analgesik sesuai indikasi.
|
1. Membantu
dalam menentukan status nyeri klien dan menjadi data dasar untuk intervensi
dan monitoring keberhasilan intervensi..
2. Perubahan lokasi/karakter/intensitas nyeri dapat
mengindikasikan terjadinya komplikasi (contoh: iskemia tungkai) atau
perbaikan/kembalinya fungsi saraf sensasi.
3. Gerakan dan latihan menurunkan kekakuan sendi dan
kelelahan otot tetapi tipe latihan tergantung pada lokasi dan luas cedera.
4. Hipoksemia
local dapat menyebabkan rasa nyeri dan peningkatan suplai oksigen pada area
nyeri dapat membantu menurunkan rasa nyeri
5. Nyeri hampir selalu ada pada beberapa derajat beratnya
keterlibatan jaringan/ kerusakan tetapi biasanya paling berat selama
pergantian balutan dan debridemen.
6. Analgesik berfungsi
untukmelakukan hambatan pada sensor nyeri sehingga sensasinyeri pada klien berkurang.
|
|
|
|
2
|
Setelah diberikan tindakan
asuhan keperawatan
selama
….x24 jam
diharapkan kerusakan integritas kulit dapat teratasi
dengan
kriteria hasil:
1. Perfusi
jaringan baik
2. Integritas
kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur,
hidrasi, pigmentasi)
3. Mampu
melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan alami
4. Menunjukkan
pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera
berulang
|
Mandiri
1. Observasi pada : insisi yang tidak sembuh: pembukaan
kembali insisi yang telah sembuh; adanya drainase (berdarah atau purulen);
area lokal yang bengkak dengan kemerahan, rasa nyeri meningkat; dan rasa
panas pada sentuhan.
2. Mandikan
pasien dengan pancuran air hangat. Cuci insisi dengan perlahan.
3. Ajarkan pasien untuk menyokong insisi
dengan strip steril (sesuai kebutuhan) bila jahitan diangkat.
4. Anjurkan
menggunakan baju katun halus dan hindari baju ketat, tutup/beri bantalan pada
daerah luka sesuai indikasi, biarkan insisi terbuka terhadap udara sebanyak
mungkin.
5. Berikan informasi kepada pasien untuk
menghindari mandi dalam bak sampai diijinkan oleh dokter.
6. Ajarkan
pasien untuk meningkatan
nutrisi dan masukan cairan adekuat.
Kolaborasi
7. Dapatkan
spesimen dari drainase luka sesuai indikasi.
|
1. Tanda atau
gejala yang menandakan kegagalan penyembuhan terjadi komplikasi yang
memerlukan evaluasi/intervensi lanjut.
2. Mempertahankan insisi bersih, meningkatkan
sirkulasi atau penyembuhan. Catatan:”memanjat” keluar dari bak
mandi memerlukan penggunaan lengan dengan otot pektoral, yang dapat
menimbulkan stres yang tak perlu pada sternotomi.
3. Meningkatkan
sirkulasi, menurunkan edema untuk memperbaiki penyembuhan luka.
4. Menurunkan iritasi/jahitan
dan tekanan dari baju. Membeiarkan insisi terbuka terhadap udara meningkatkan
proses penyembuhan dan menurunkan resiko infeksi.
5. Membantu
mempertahankan penyatuan tepi luka untuk meningkatkan penyembuhan.
6. Membantu
untuk mempertahankan volume sirkulasi yang baik untuk perfusi jaringan dan
memenuhi kebutuhan energi seluler untuk memudahkan proses regenerasi atau
penyembuhan jaringan.
7. Bila infeksi
terjadi, pengobatan lokal dan sistemik mungkin diperlukan, misal : terapi
peroksida/salin/sabun betadine, antibiotik.
|
|
|
3
|
Setelah diberikan tindakan
asuhan keperawatan
selama
….x24 jam
nutrisi dapat terpenuhi
dengan
kriteria hasil:
1.
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
2.
Tidak ada penurunan berat badan
yang berarti
3.
Berat badan ideal sesuai dengan
tinggi badan
4.
Adanya peningkatan berat badan
sesuai dengan tujuan
|
Mandiri
1. Observasi massa otot/lemak subkutan sesuai
indikasi
2. Lakukan
pemeriksaan glukosa strip jari, klinitese/asetes sesuai indikasi.
3. Berikan
kebersihan oral sebelum makan.
4. Pertahankan
jumlah kalori ketat. Timbang BB tiap hari.
5. Berikan makan
dan makanan kecil sedikit dan sering.
6. Ajarkan pasien untuk memandang diet sebagai
pengobatan dan untuk mebuat pilihan makanan/minuman tinggi kalori/protein.
7. Ajarkan pasien untuk duduk saat makan,
dikunjungi orang lain.
Kolaborasi
8. Rujuk ke ahli
diet/tim dukungan nutrisi.
9. Berikan diet
tinggi kalori/protein dengan tambahan vitamin.
10. Awasi
pemeriksaan laboratorium, contoh: albumin serum, kreatinin, transferin, nitrogen
urea urin.
|
1. Mungkin
berguna dalam memperkirakan perbaikan tubuh/kehilangan dan keefektifan terapi.
2. Mengawasi
terjadinya hiperglikemia sehubungan dengan perubahan hormonal/kebutuhan atau
penggunaan hiperalimentasi untuk memenuhi kebutuhan kalori.
3. Mulut/palatum
bersih meningkatkan rasa dan membantu nafsu makan yang baik.
4. Pedoman tepat
untuk pemasukan kalori tepat. Sesuai penyembuhan luka. Dievaluasi untuk
mengitung bentuk diet yang diberikan dan penilaian yang tepat dimulai.
5. Membantu
mencegah distensi gaster/ketidaknyamanandan meningkatkan pemasukan.
6. Kalori dan
protein diperlukan untuk mempertahankan BB, memenuhi kebutuhan metabolik, dan
meningkatkan penyembuhan.
7. Duduk dapat
mencegah aspirasi dan membantu pencernaan makanan yang baik. Sosialisai meningkatkan
relaksasi dan dapat meningkatkan pemasukan.
8. Berguna dalam
membuat kebutuhan nutrisi individu (berdasarkan berat badan dan cedera area
permukaan tubuh) dan mengidentifikasi nutrisi yang tepat.
9. Kalori
(3000-5000 per hari), protein, dan vitamin yang dibutuhkan untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan metabolik, mempertahankan BB, dan mendorong regenerasi
jaringan. Catatan; rute oral paling baik untuk mengembalikan
fungsi GIT.
10. Indikator
kebutuhan nutrisi dan keadekuatan diet total terapi.
|
|
|
4
|
Setelah diberikan tindakan
asuhan keperawatan
selama
….x24 jam
diharapkan pola istirahat tidur terpenuhi
dengan
kriteria hasil:
1. Jumlah
jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari
2. Pola
tidur, kualitas dalam batas normal
3. Perasaan
segar sesudah tidur atau istirahat
4. Mampu
mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidur
|
Mandiri
1. Observasi tingkat stress/orientasi sesuai
perkembangan hari demi hari.
2. Berikan
kesempatan untuk beristirahat tidur sejenak, anjurkan latihan saat siang hari
, turunkan aktivitas mental/fisik pada sore hari.
3. Lengkapi
jadwal tidur dan ritual secara teratur. Katakan kepada apsien bahwa saat ini
adalah waktu tidur.
4. Berikan
makanan kecil sore hari, susu hangat, mandi dan masase punggung.
5. Putarkan
musik yang lembut atau suara yang jernih.
6. Ajarkan pasien untuk menurunkan
jumlah minum pada sore hari. Lakukan berkemih sebelum tidur.
Kolaborasi
7. Berikan obat
sesuai indikasi:
·
Antidepresi seperti: amitriptilin (Elavil);
doksepin (Senequan) dan trasolon (Desyrel).
Koral hidrat; oksasepam (Serax);
triazolan (Halcion)
|
1. Peningkatan
kebingungan, disoreientasi dan tingkah laku yang tidak kooperatif (sindrom
sundowner) dapat melanggar pola tidur yang mencapai tidur pulas.
2. Penguatan
bahwa saatnya tidur dan mempertahankan kestabilan lingkungan.Catatan: penundaan
waktu tidur mungkin diindikasikan untuk memungkinkan pasien membuang
kelebihan energi dan memfasilitasi tidur.
3. Karena
aktivitas fisik dan mental mengakibatkan kelelahan yang dapat meningkatkan
kebingungan, aktivitas yang terprogram tanpa stimulasi berlebihan yang
meningkatkan waktu tidur.
4. Meningkatkan
relaksasi dengan perasaan mengantuk.
5. Menurunkan
stimulasi sensori dengan menghambat suara-suara lain dari lingkungan sekitar
yang akan menghambat tidur nyenyak.
6. Menurunkan
kebutuhan akan bangun untuk pergi ke kamar mandi/berkemih selam malam hari.
7. Mungkin
efektif dalam menangani pseudomensia atau depresi, meningkatkan kemampuan
untuk tidur tetapi antikolinergik dapat memncetuskan bingung dan memperburuk
kognitif dan efek samping tertentu (seperti hipotensi ortostatik) yang
mebatasi manfaat maksimal. Gunakan
dengan hemat, hipnotik dosis rendah mungkin efektif dalam mengatasi insomnia
atau sindrom sundowner.
|
|
|
5
|
Setelah diberikan tindakan
asuhan keperawatan
selama
….x24 jam
diharapkan risiko infeksi dapat dihindari
dengan
kriteria hasil:
1.
Klien bebas dari tanda dan gejala
infeksi
2.
Mendeskripsikan proses penularan
penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaanya
3.
Menunjukkan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi
4.
Jumlah leukosit dalam batas
normal
5.
Menunjukkan perilaku hidup sehat
|
Mandiri
1. Awasi tanda
vital untuk demam, peningkatan frekuensi/kedalaman pernafasan sehubungan
dengan perubahan sensori, adanya diare, penurunan jumlah trombosit,
hiperglikemia dan glikosuria.
2. Periksa luka
tiap hari, perhatikan/catat perubahan penampilan, bau, atau kuantitas
drainase.
3. Implementasikan teknik isolasi
yang tepat sesuai indikasi.
4. Gunakan skort, sarung tangan,
masker, dan teknik aseptic ketat selama perawatan luka langsung dan berikan
pakaian steril/baru juga linen/pakaian.
5. Awasi/batasi
pengunjung, bila perlu. Jelaskan prosedur isolasi terhadap pengunjung bila
perlu.
6. Bersihkan
jaringan nekrotik/ yang lepas (termasuk pecahanya lepuh) dengan guntung dan
forcep. Jangan ganggu lepuh yang utuh bila lebih kecil dari 2-3 cm, jangan
pengaruhi fungsi sendi dan jangan pajankan luka yang terinfeksi.
7. Ajarkan pentingnya teknik cuci tangan
yang baik untuk semua individu yang datang kontak dengan pasien.
Kolaborasi
8. Ambil kultur
rutin dan sensitivitas luka/drainase dan bantu biopsi eksisi bila infeksi dicurigai
9. Foto luka
pada awal dan dengan interval periodik.
|
1. Indikator
sepsis memerlukan evaluasi cepat dan intervensi. Catatan: perubahan sensori,
kebiasaan defekasi, dan frekuensi pernafasan biasanya berlanjut, demam dan
perubahan hasil laboratorium Tergantung tipe/luasnya dan (misalnya: pilihan
pengobatan luka tertutup vs terbuka); isolasi dapat direntang dari luka
sederhana/kulit sampai komplit/sebaliknya untuk menurunkan resiko infeksi
silang/ terpajan pada flora bakteri multiple.
2. Memungkinkan
pengenalan dini dan pengubatan khusus infeksi luka.
3. Mencegah
kontaminasi silang; menurunkan resiko infeksi.
4. Mencegah
kontaminasi silang dari pengunjung. Masalah resiko infeksi harus seimbang
melawan kebutuhan pasien untuk dukungan keluarga dan sosialisasi.
5. Meningkatkan
penyembuhan. Mencegah autokontaminasi. Lepuh yang kecil membantu melindungi
kulit dan meningkatkan kecepatan reepitelisasi.
6. Mengindetifikasi
adanya penyembuhan (granulasi jaringan).
7. Mencegah
terpajan pada organisme infeksius.
8. Bakteri dapat
terkolonisasi pada permukaan luka tanpa masuk ke jaringan di bawahnya; namun
luka biopsi dapat diambil untuk diagnosa infeksi.
9. Memberi dasar
dan catatan proses penyembuhan.
|
|
D.
Implementasi
Keperawatan
Implementasi Keperawatan akan
dilaksanakan sesuai dengan intervensi keperawatan yang sudah direncakanan
E.
Evaluasi
Keperawatan
1. Diagnosa
1 : Nyeri dapat berkurang atau
terkontrol, skala nyeri 0-1, ekspresi wajah/postur tubuh rileks
2. Diagnosa 2 : Kerusakan integritas kulit dapat
teratasi, menunjukkan regenerasi jaringan yang baik
3. Diagnosa
3 : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
sesuai kebutuhan tubuh.
4. Diagnosa
4 : Pola tidur dapat terpenuhi,
pasien tampak segar setelah selesai beristirahat atau bangun tidur
5. Diagnosa
5 : risiko infeksi tidak terjadi,
mencapai penyembuhan luka tepat waktu dan bebas dari eksudat, purulen dan tidak
demam
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
- Tumor
kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu
menyebar ke bagian tubuh yang lain. Penyebabnya antara lain sering
berada di luar dan terpapar sinar
ultraviolet (uv) kekurangan melanin atau orang
berkulit putih,
paparan
karsinogen dan genetik/faktor
keturunan
- Tumor
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu tumor ganas dan tumor jinak.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit
kanker kulit yaitu pembedahan, kemoterapi dan terapi biologis.
3. Pencegahannya antara lain jangan
mencoba berjemur untuk membuat kulit lekas berwarna coklat kekuningan jika
kulit mudah terbakar., hindari pajanan sinar matahari yang tidak
diperlukan, khususnya ketikaradiasi sinar uv terjadi intensif antara pukul
10.00 – 15.00 wib, oleskan preparat tabir surya pelindung kulit jika harus
berjemur di bawah terik matahari, kenakan pakaian pelindung yang
tepat (misalnya: topi, kemeja tangan panjang) dan jangan menggunakan lampu
pemanas untuk membuat kulit berwarna cokelat kekuningan.
B.
SARAN
Kita sebagai seorang perawat harus
memahami dan mempelejari tentang penyakit tumor kulit supaya kita sebagai
seorang perawat mampu memberikan asuhan keperawatan dengan baik dan profesinal
kepada pasien yang mengalami kanker kulit dan dapat memberikan edukasi kepada
pasien untuk mencegah terjadinya kanker kulit.
Makalah ini masih jauh dari sempurna dan
penulis mengharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan saran kepada penulis
untuk kesempurnaan makalah selanjutnya
DAFTAR
PUSTAKA
Brunner &
Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC
Doenges E Marilynn,
2000 . Rencana Asuhan Keperawatan. EGC:Jakarta
Dr.Maria
Dwikarya, DSK. Kesehatan dan Kecantikan
Merawat Kulit dan Wajah
Herdman, T. Heather. 2012. NANDA
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014 (terjemahan). Jakarta : EGC
Jong, Wim de. 2004. Kanker, Apakah Itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan Dukungan Keluarga. Jakarta
Prof.dr. Adhi
Djuanda, dr Mochtar Hamzah. dr Siti Aisah.2002.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta
: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Robin Graham Brown dan Tony Burns. 2005. Lecture Notes on Dermatologi. Edisi
Kedelapan. Jakarta : Erlangga
http://www.artikelkesehatan99.com/4-faktor-penyebab-timbulnya-kanker-kulit/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar