Laman

Welcome to My Blog | RistaLikestar.blogspot.com | it's fun blog | Sharing | thank's for your visit |

Selasa, 07 Juni 2016

asuhan keperawatan tumor kulit

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kulit merupakan sistem organ yang kompleks, dimana tumor jinak maupun ganas bisa timbul pada tiap bagian. Benjolan pada kulit sangat umum ditemukan dan masalah yag berbaikat dengan hal ini meningkat akibat makin meningkatnya usia penduduk secara keseluruhan (banyak tumor kulit sering terjadi di usia lanjut), kanker kulit meningkat pada semua golongan umur, terdapat peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya tumor kulit. Sebagaian besar tumor kulit adalah jinak (benigna), sering hanya merupakan gangguan kosmetik. Namun demikian, penting untuk menentukan dengan cepat dan efektif apakah suatu tumor ganas (maligna) atau mempunyai potensi untuk menjadi ganas, karena keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap suatu lesi hanya dapat dibuat sesudah diagnosis tingkat awal ditentukan.
Tumor kulit ada 2 jenis yakni tumor ganas dan tumor juunak. Tumor jinak tidak pernah berpotensi menjadi ganas, meskipun demikian ada juga yang disebut pra kanker karena bisa menjadi ganas, yang disebut tumor ganas. Benjola atau perubahan struktur kulit perlu diwaspadai sebagai tumor kulit. Riwayat keluarga yang memiliki, tumor, pajanan sinar matahari dapat mencetuskan tumor pada kuli. Tumor banyak terjadi pada ras kulit putih, jarang terjadi pada kulit berwarna akibat zat emelanin melindungi kulit dari berbagai gangguan cahaya matahari.
Tumor jinak yang banyak terjadi di antaranya tahi lalat (naevus pigmentosus); kulit cokelat kehitaman (seborok keratosis) yang terjadi akibat penebalan zat tanduk, banyak tumbuh di bagian leher dan kulit wajah; bintil lunak (skin tag) di ketiak dan leher; bintil pucat di kelopak mata (syryngoma), benjol warna kulit di wajah dan punggung (kista aterom); dan luka parut yang melebar dann menonjol (keloid). Tumor ganas bisa ditemukan di bagian wajah (basaloma ) berupa luka koreng, tidak nyeri namun memunculkan keropeng hitam. Biasanya di derita oleh orang berkulit pucat. Pengobatan untuk tumor jinak dan ganas adalah dengan operasi di saat yang tepat. Ada beberapa cara operasi, mulai dari yang menggunakan pisau,bedah listrik, bedah beku, hingga bedah laser. Pada makalah ini akan dibahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan tumor kulit.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalahnya yaitu:
1.        Apakah yang dimaksud dengan tumor kulit?
2.        Bagaimana epidemologi tumor kulit?
3.        Apakah etiologi dari tumor kulit?
4.        Bagaimana patofisiologi dari tumor kulit?
5.        Apa sajakah klasifikasi dari tumor kulit?
6.        Bagaimana manifestasi klinis dari tumor kulit?
7.        Bagaimanakah pemeriksaan fisik pada tumor kulit?
8.        Apa saja pemeriksaan diagnostik tumor kulit??
9.        Bagaimana penatalaksanaan tumor kulit?
10.    Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan tumor kulit?

C.    Tujuan
1.      Tujuan umum
Menjelaskan tentang tumor kulit dan asuhan keperawatan pada klien dengan kasus tumor kulit.
2.      Tujuan khusus
a.       Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tumor kulit.
b.      Untuk mengetahui bagaimana epidemologi tumor kulit.
c.       Untuk mengetahui apakah etiologi dari tumor kulit.
d.      Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari tumor kulit.
e.       Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari tumor kulit.
f.       Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari tumor kulit.
g.      Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan fisik pada tumor kulit.
h.      Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan diagnostik tumor kulit.
i.        Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan tumor kulit.
j.        Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan tumor kulit.

D.    Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini semoga makalah ini bisa membantu mahasiswa untuk lebih mengetahui tentang gangguan sistem respirasi tumor kulit dan menambah wawasan pengetahuan mahasiswa tentang bagaimana pemberian asuhan keperawatan pada gangguan sistem integumen tumor kulit















BAB II
PEMBAHASANAN

A.    KONSEP DASAR PENYAKIT
1.      DEFINISI
a.         Tumor kulit merupaka suatu tumor ganas yang sering terjadi, namun harapan hidup penderita kanker kulit ini tidak terpengaruh; angka kematiannya sangat rendah.
b.         Tumor kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain.
c.         Tumor kulit adalah suatu benjolan yang dapat berbentuk dari berbagai jenis sel-sel dalam kulit (sel-sel epidermis, melanosit). Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau tumor ganas, dapat terletak dalam epidermis atau menembus kedalam dermis dan jaringan subkutan (Arif Muttaqin, 2010)
d.        Tumor kulit adalah tumor yang terbentuk dari berbagai jenis sel seperti sel-sel epidermis, dan melanosit. Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas, dapat terletak dalam epidermis atau menembus ke dalam dermis dan jaringan subkutan.(Price Sylvia, 2006)

2.      EPIDEMIOLOGI
            Keganasan kulit merupakan tiga serangkai keganasan pada umumnya yang ditemukan di Indonesia. Urutannya dapat berubah, akan tetapi dalam kelompok 3 besar, yakni kulit, cervic, mammae. Zaman sebelum penjajahan tumor ganas kulit lebih banyak ditemukan pada rakyat atau petani (banyak trauma, tidak memakai sepatu pada golongan pribumi). Setelah penjajahan (sesudah tahun 1945) ternyata tumor ganas sudah berubah tidak lagi di tungkai, dan kanker penis banyak ditemukan pada pria yang tidak disunat. Basal sel karsinoma ternyata banyak ditemukan di sekitar mata. Kelompok umur 50-59 tahun tetap merupakan golongan yang terbanyak menanggung resiko tumor ganas kulit, perbedaan antara pria dan wanita tidak bermakna.  

3.      ETIOLOGI
a.       Sering berada di luar dan terpapar Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari. Jika tipe kulit anda termasuk kategori yang sensitif terhadap radiasi sinar UV, maka kulit anda cenderung lebih mudah terbakar dan melepuh ketika terkena paparan sinar matahari. Apalagi jika anda banyak menghabiskan waktu ruangan terbuka tanpa memakai pelindung seperti sunblock. Hal ini membuat anda berisiko untuk terkena kanker kulit.

Melanin adalah pigmen yang terdapat pada makhluk hidup. Pada manusia, melanin memiliki peran dalam memberikan warna pada mata, rambut, dan kulit, dan bermanfaat melindungi kulit dari paparan sinar UV. Kurangnya melanin akan menyebabkan kulit menjadi putih dan tampak pucat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit. Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena daripada orang yang memiliki kulit lebih gelap. Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.

Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit. Namun, dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker kulit. Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV.

Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit. Bila ayah, ibu, atau saudara anda memiliki riwayat kanker kulit, maka anda juga bisa memiliki risiko terkena penyakit tersebut. Sedangkan pada kerabat yang lebih jauh seperti kakek dan nenek atau sepupu, dan mereka didiagnosa terkena kanker kulit, maka anda juga bisa berisiko terkena kanker kulit, namun prosentasenya tidak sebesar yang terjadi pada keluarga kandung.
4.      FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi terjadinya kanker kulit antara lain
a.       Faktor dari dalam meliputi  genetik, imunologik, ras, dan jenis kelamin.
b.      Faktor luar meliputi bahan karsinogen ( zat kimia ), cahaya matahari, radiasi, lingkungan / pekerjaan. Bahan karsinogen yang paling banyak dibicarakan adalah hidrokarbon yang diisolasikan dari ter batubara pada pekerja cerobong asap yang mengakibatkan karsinoma sel skuamosa pada daerah skrotum.
1)      Pola penyelidikan yang menarik ialah tumor kulit yang disebabkan oleh virus, misalnya veruka vulgaris, kondiloma akuminatum. Ternyata virus yang memiliki inti DNA akan mengakibatkan tumor jinak, sedangkan virus dengan inti RNA akan menyebabkan tumor ganas pada binatang percobaan.
2)      Persoalan yang erat sekali hubungannya dengan penyakit neoplastik kulit adalah hubungan antara sinar ultraviolet yang terdapat dalam sinar matahari dan pigmentasi kulit. Ultraviolet merangsang pertumbuhan kanker serta sebaliknya terjadinya pigmentasi mencegah penyakit neoplastik kulit.
c.       Penggunaan tanning bed
Istilah tanning bed memang tidak populer di Indonesia, namun sangat populer di negara-negara barat terutama Amerika. Tanning bed merupakan alat yang berfungsi untuk membantu kulit menjadi kecoklatan, dan prosesnya mirip seperti seseorang yang berjemur di pantai, di bawah panasnya sinar matahari. Namun demikian, alat ini bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena melanoma, kanker kulit yang terbilang mematikan. Orang yang sering menggunakan tanning bed, 74 persen lebih mungkin untuk terkena melanoma dibandingkan dengan orang yang tidak pernah menggunakannya.

5.      PATOFISIOLOGI
Perjalanan penyakit dari tumor kulit tidak dapat ditentukan dengan pasti, kadang-kadang tumornya kecil akan tetapi telah bermetastasis jauh; tumor yang besar pun juga dapat setempat saja dalam jangka waktu yang lama.
Karsinoma sel sekuamosa berasal dari sel epidermis yang mempunyai tingkat kematangan, dapat intraepidermal, dapat opula bersifat infasif dan bermetastasis jauh. Lokasi kelainan penyakit paget ialah daerah kulit yang mempunyai kelenjar apokrin. Pada payudara di kenal sebagai penyakit paget payudara (mammary paget’s disease), sedangkan lokasi lainnya ( extra mammary paget’s desease) secara berurutan ialah: vulva, perianal, penis,skotum, lipat paha, ketiak, dan kelopak mata.
Penyakit paget merupakan epidermotrophic Ca of the mammary ducts sehingga yang tampak di kulit merupakan penyebaran dari saluran kelenjar payudara. Dengan demikian, adeno-karsinoma payudara merupakan asal usul penyakit paget payudara. Penyakit paget di sekitar alat kelamin dapat berasal dari adnexal carcinoma di bawahnya atau berasal dari karsinoma saluran kemih bagian bawah. Penyakit paget di luar payudara sering bersamaan dengan anak sebar pada anak dalam di sekitarnya.






Pathway
Proses inflamasi: hyperemia, pembengkakan, gangguan fungsi, kerusakan intregritas jaringan
Tumor kulit
Faktor Luar:bahan karsinogen, (hidrokarbon), radiasi, virus, sinar x, sinar ultraviolet
Faktor Dalam: genetic, imunologi, ras dan jenis kelamin
Faktor predisposisi: berkulit putih, rambut pirang/merah, mata biru, keturunan Celtic dan Skandinavia,orang yang sering terbakar sinar matahari, memiliki riwayat luka bakar matahari yang parah, Penderita sindrom nervus displastik

Resiko  tinggi infeksi
Nyeri
Kurang terpajan info perawatan luka
Pembentukan pus dan nekrosis jaringan kulit
Demam, malaise, penurunan nafsu makan
Proses informasi secara umum
Pembentukan bula, papula, abses,  lesi perubahan pigmen kulit
Kerusakan integritas kulit
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

Gangguan pola tidur
Deformitas, bau, fungsiolaesa
 


























6.      MANIFESTASI KLINIS
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
a.       Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal. Kadang-kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah bila diangkat.
b.      Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah bila disentuh.
c.       Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-bintik.
d.      Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng karena terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.
e.       Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama permukaannya makin kasar,bergerigi, tetapi tidak rapuh, tidak gatal, dan tidak sakit.
f.       Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan, batas kabur, tepi tidak teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam, menonjol diatas permukaan kulit, dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah.

7.      KLASIFIKASI           
a.       Tumor Ganas
Tumor ganas dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1)      Kasinoma Sel Basa
   Merupakan tumor ganas pada kulit yang paling sering terjadi, berasal dari sel epiderma sepanjang lamina basalis epodemis. Insiden karsinoma sel basa berbanding lurus dengan usia pasien dan berbanding terbalik dengan jumlah pigmen melanin di epidermis. Pasien dengan riwayat karsinoma sel basa harus menggunakan tabir surya atau pakaian pelindung untuk menghindari sinar karsinogenik matahari. Tumor ini ditandai dengan nodul seperti mutiara, halus, dam kemerahan. Karsinoma sel basa harus diobati dengan tepat. Pengobatan meliputi kuretease dengan elektrodesikasi, bedah scalpel, iradiasi, bedah dengan bahan kimia, bedah beku.
2)      Karsinoma Sel Skuamosa
   Sel skuamosa merupakan neoplasma ganas pada keratinosid yang berasal dari sel epidermis yang lebih berdiferensiasi (keratinosid). Secara khas, tumor timbul di atas kulit yang dirusak cahaya matahari dengan adanya banyak adanya keratonis aktinik. Cahaya matahari merupakan factor etiologi utama yang menyebabkan karsinoma sel skuamosa pada kulit. Penyebab lain karsinoma sel skuamosa meliputi menelan arsen, iradiasi sinar x, luka baker, jaringan parut, dan kerentanan genetic. Karsinoma sela skuamosa yang timbul pada kulit yang rusak akibat cahaya matahari biasanya tidak bermetastasis dan jarang menyebabkan kematian, namun ada yang tidak terpajan sinar matahari, setelah menelan arsen atau di atas parut lama, mempunyai resiko metastasis terbesar.
   Suatu varian karsinoma sel skuamosa yang terbatas pada epidermis disebut penyakit Bowen, penyakit ini biasanya disebabkan oleh pajanan sinar matahari kronik. Karsinoma sel skuamosa muncul karena bentuk tumor atau nodul yang menebal, berskuama, dan berulserasi yang kadang-kadang berdarah dam biasanya timbul di atas kulit wajah, kepala, telinga, leher, tangan atau lengan yang rusak oleh cahaya matahari. Pengobatan karsinoma sel skuamosa dan variannya adalah eksisi bedah.
3)      Melanoma
   Melanoma malignum hanyalah 3% dari semua keganasan kulit primer tetapi mengakibatkan hamper semua kematian yang disebabkan oleh kanker kulit. Kebanyakan melanoma terjadi pada kelompok usia 40 – 70 tahun, tetapi jumlah kasus telah meningkat diantara kelompok usia 20 – 40 tahun. Salah satu penjelasan untuk peningkatan insiden ini adalah pajanan sinar matahari yang lebih besar saat rekreasi dan perubahan cara berpakaian. Diagnosis didasarkan pada perubahan bentuk, warna, ukuran dan konfigurasi lezi yang berpigmen.
   Melanoma yang menyebar superficial merupakan jenis yang paling sering (60% sampai 80%) dan mempunyai prognosis paling baik. Sebagian besar pasien mempunyai harapan hidup 5 tahun atau lebih dan banyak yang sembuh. Diagnosis dini dan pengobatan bedah berperan dalam perbaikan statistic. Pengobatan melanoma malignum terutama dengan pembedahan. Pasien dengan melanoma diseminata dilakukan kemoterapi.
b.      Tumor Jinak
1)      Keratonis Seboroid
   Bermanisfestasi sebagai neoplasma mirip kutil, berwarna coklat sperti dilekatkan pada permukaan epidermis. Peneyebab dari tumor jinak ini tidak diketahui. Sel-sel tumor ini berasal dari sel basar sel basal kecil yang terlokalisasi pada epidermis. Pasien yang lebih tua dapat mengalami keratosis seboroid multipel di seluruh tubuh, wajah, dan ekstremitas atas. Pengobatan tidak diperlukan kecuali atas alasan kosmetik atau diagnostik.
2)      Keratonis Aktinik
   Keratonis atinik bbiasanya timbul pada permukaan kulit yang terkena sinar matahari seperti wajah, leher, kulit kepala dan ekstremitas. Daerah yang terserang tampak seperti lezi eritematosa, bersisik dan dengan permukaan yang kasar. Lezi ini disebabkan oleh pajanan sinar matahari kronik, terutama pada pasien berusia lanjut. Neoplasma prakanker ini dapat berubah menjadi karsinoma sel skuamosa dan harus diobati. Tindakan pengobatannya termasuk elektrodesikasi dengan kuretase atau bedah beku. Pasien diingatkan terhadap pajanan sinar matahari selanjutnya, dan dianjurkan untuk memaki tabir surya yang dapat menghambat sinar UV B dan UV A dengan faktor proteksi 15 atau 30 (Presun, Solbar, Sundown, Bain de Soleir).
3)      Keratoakantoma
   Keratoakantoma adalah tumor yang berbentuk kubah dengan bagian tengahnya berbentuk kawah atau mengalami ulserasi. Tumor ini tumbuh dengan cepat dalam waktu beberapa bulan dan biasanya timbul pada orang tua yang berkulit terang. Tumor ini jinak dan dapat mengalami involunsi spontan. Karena tumor ini dapat menyerupai karsinoma sel skuamosa, maka tumor ini harus di eksisi untuk pemeriksaan histopatologi.

4)      Dermatofibroma, Akrokordon dan Keloid
   Empat tumor jinak yang paling sering di temukan adalah dematofibroma, akrokordon (skintags), keloid, hyperplasia sebaseus. Dermatofibroma adalah nodul coklat yang biasanya di temukan pada kaki, tubuh dan lengan. Pada palpasi konsistensinya keras seperti kancing. Tumor ini hanya di eksisis karena alas an kosmetik atau diagnostic, karena tumor ini jinak. Skintags (akrokordon ) sering kali terdapat di leher, axial, dan lipat paha pada pasien tua dan setengah baya. Akrokordon lebih banyak di jumpai pada pasien yang gemuk dan pada wanita hamil daripada populasi secara umum. Tumor ini di eksisi bila nyeri dan karena alasan kosmetik. Keloid di sebabkan oleh pembentukan jaringan parut abnormal yang terjadi bahkan setelah cedera minor. Keloid lebih sering pada orang Afrika Amerika daripada keturuna Kaukasia, dan ada kecenderungan genetik. Eksisi jaringan keloid boleh di usahakan untuk alasan kosmetik. Eksisi keloid yang di kombinasi denga injeksi kortikosteroid ke dalam lesi sering kali merupakan pengobatan yang efektif.
5)      Tumor Jinak Pembuluh Darah
   Diantara sejumlah tumor pembuluh darah kulit, jenis yang paling sering di temui adalah nevus flammeus, angioma strauberi, angioma ceri, angioma laba-laba (spider nevi), dan granulome piogenik. Floriferasi kapiler-kapiler matur yang menimbulkan perubahan warna menjadi merah muda pada kulit bayi baru lahir disebut nevus plammeus. Apabila kapiler ini mengikuti cabang saraf trigeminus, maka kondisi ini dapat disertai angioma pada mata ipsilateral dan sistem saraf pusat (syndrom Sturge-Weber). Keadaan ini dapat menimbulkan glaukoma dan kejang kontra lateral. Nevus plammeus dapat menghilang atau tetap bertahan untuk waktu yang sangat lama. Jika lesinya tetap ada, direkomendasikan untuk melakukan penyamaran dengan dandanan (Covermark, DermaBland). Laser pewarna dengan pulsasi berguna untuk pengobatan hemangioma ini.
a.)    Angioma stawberi timbul setelah lahir dan mengalami involusi spontan setelah usia 7 tahun  pada 70% sampai 95 % dari semua kasus. Proliferasi kapiler dalam dermis menyebabkan nodula merah-kebiruan yang meninggi biasanya di kepala dan tubuh bagian atas, tetapi dapt juga tibul dimana saja di permukaan tubuh. Karena sering kali berinvolusi spontan maka pengobatan tumor ini biasanya tidak diperlukan.
b.)    Angioma ceri adalah papula yang agak meninggi berwarna merah pada tubuh dan ekstremitas orang tua dan setengah baya. Lesi asimtomatik dan jinak, dan tidak diperlukan pengobatan.
c.)    Angioma laba-laba timbul pada perempuan pada masa kehamilan, pada peminum alkohol dan juga pada anak- anak. Sebuah arteriola sentral memberi makan berbagai cabang kecil dari tumor ini. Angioma laba-laba multiple dapat disebabkan oleh penyakit hati seperti sirosis. Umunya angioma laba-laba pada nak-anak dan wanita hamil dapat sembuh dengan sendirinya. Angioma laba-laba yang persisten dapat dibuang dengan elektrodesikasi atau laser pewarna dengan pilsasi.
d.)   Granuloma piogenik disebabkan oleh suatu proliferasi abnormal jaringan granulasi. Tumor timbul pada tempat trauma yang terjadi. Timbul nodul-nodul lembab berwarna merah atau ungu bertangkai. Tumor jinak ini kadang-kadang berdarah dan diobati dengan pembedahan.

8.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a.       Foto polos di daerah lesi untuk melihat infiltrasi. Jika perlu dilakukan CT-scan
b.      Biopsi insisi atau eksisi untuk menentukan diagnosis histopatologis
c.       Radiologi, seperti X-foto toraks, X-foto tulang di daerah lesi dan CT-Scan/ MRI atas indikasi.
d.      Biopsi untuk pemeriksaan histopatologi, terdiri dari:
1)      Lesi < 2 cm dilakukan biopsi eksisional
2)      Lesi > 2 cm dilakukan biopsi insisional

9.      PENATALAKSANAAN
   Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit kanker kulit yaitu pembedahan, kemoterapi dan terapi biologis.
a.       Pembedahan
         Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3mm. Lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80%. Lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sdikit 2-3cm. Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya dengan penggunaan energi sinar X dosis tinggi, kobalt, electron atau sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma.
b.      Kemoterapi
         Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah secara topikal, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung ada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5-fluorourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin ( DTIC) dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini, kemoterapi sistemik belum apat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang pada penyakit yang menyebar secara luas.
c.       Terapi Biologis
         Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi. Bekerja baik secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi di bawah penyelidikan untuk melanoma meliputi paksin, injeksi bskterium yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan penggunaan interperon, interleunkin dan antibiotic monoclonal. Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis sistem imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal. Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara langsung ke dalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi. Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi dan kedalaman), sifat-sifat yang invasif atau tidak anvasif dan ada tidaknya kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah sebagai berikut:
1)      Eksisi Bedah
Tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor.
2)      Pembedahan mikrografik
Merupakan metode untuk mengangkat lesi kulit yang maligna.
3)      Bedah Elektro
Merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan menggunakan energi listrik.
4)      Bedah Beku
Tujuannya menghancurkan tumor dengan cara dee freezing (alat jarumtermokopel). Dilakukan setelah dikemoterapi.
5)      Terapi Radiasi
Terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan daerah di dekat struktur yang vital.



Berdasarkan klasifikasinya, penatalaksanaan kanker kulit yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a.       Karsinoma Sel Basal (KSB)
      Apabila diagnosa telah ditegakkan secara jelas bahwa penderita mengalami kanker kulit berjenis sel basal maka tindakan yang dilakukan umumnya adalah pembedahan atau pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara komplit atau dapat pula dengan tindakan penyinaran. Metode lainnya yang juga kerap dilakukan adalah bedah beku, bedah listrik, laser, fotodinamik serta dengan obat-obatan baik yang dioleskan maupun disuntikkan (kemoterapi).
b.      Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
      Tindakan terapi dan pengobatan pada kanker jenis ini cenderung sama dengan kanker sel basal.
c.       Melanoma Maligna (MM)
      Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat menyebar kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa. Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker jenis ini adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Jika sel kanker ditemukan menyebar ke kelenjar limfa, maka mau tidak mau kelenjarnya juga diangkat.
Pada saat dilakukan terapi kanker kulit, hendaknya pasien melakukan beberapa tindakan sebagi berikut:
a.       Hindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat-zat kimia.
b.      Hindari segala bedak dan handbody lotion yang terbuat dari zat kimia.
c.       Hindari terkena sinar matahari secara langsung diatas jam 9 pagi.
d.      Minumlah suplemen yang mampu membersihkan kotoran yang melekat di dinding usus (colon cleanshing). Dalam hal ini yang terbaik adalah kolak waluh (labu parang) tanpa santan. Yang perlu diingat dalam mengkonsumsinya harus ditambah air jeruk nipis. Minumlah 2 gelas sehari.
e.       Buatlah suplemen yang banyak mengandung zat-zat anti oksidan, seperti juss dari buah tomat sayur, buah anggur, buah wortel, dan taoge kacang hijau. Untuk pembuatan juss, sebaiknya di blender selama 20 menit, jangan berhenti. Tujuannya adalah agar ada injeksi oksigen ke dalam juss. Karena itu harus langsung diminum habis, jangan dibiarkan lama karena oksigennya bisa menguap lagi. Minumlah 2 gelas sehari.
f.       Buatlah rebusan herbal yang banyak mengandung zat-zat anti oksidan. Herbal ini antara lain daun benalu mangga, daun benalu teh, daun sukun, daun tapak dara, daun mahkota dewa, temu putih.
g.      Buatlah rebusan herbal yang lebih keras dari pada di atas. Bisa menggunakan mahkota dewa, pace, jintan hitam. Minumlah 2 gelas sehari.
h.      Buatlah bedak dari keladi tikus, ketela pohon tahunan yang beracun. Balurkan bedak ini ke kankernya, 4 - 5 kali sehari.
i.        Lakukanlah senam ayun tangan, 30 menit sehari.
j.        Berdo’a demi kelancaran proses penyembuhan.

10.  Pencegahan     
a.       Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit lekas berwarna coklat kekuningan jika kulit mudah terbakar.
b.      Hindari pajanan sinar matahari yang tidak diperlukan, khususnya ketika radiasi sinar UV terjadi intensif antara pukul 10.00 – 15.00 WIB.
c.       Oleskan preparat tabir surya pelindung kulit jika harus berjemur di bawah terik matahari. Preparat ini akan menghalangi pancaran sinar matahari yang berbahaya.
d.      Gunakan pelembab bibir yang mengandung reparat tabir surya dengan angka SPF tinggi.
e.       Kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya: topi, kemeja tangan panjang).
f.       Jangan menggunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna cokelat kekuningan.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A.    Pengkajian
a.       Identitas diri klien
b.      Status kesehatan
1)      Status kesehatan saat ini : keluhan utama, alasan MRS, dan perjalanan sakit saat ini, upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
2)      Status kesehatan masa lalu : penyakit yang pernah dialami, pernah dirawat, alergi , riwayat penyakit keluarga, dan diagnosa medis & therapy.
c.       Pola Kebutuhan Dasar Manusia ( 14 pola Virginia Henderson )
d.      Pemeriksaan fisik              
Kaca pembesar dan pencahayaan yang baik diperlukan dalam melakukan inspeksi kulit untuk menemukan iregularitas dan perubahan pada nevus. Tanda-tanda yang menunjukkan perubahan malignan mencakup berikut ini :
1.            Warna yang bervariasi
a)      Warna yang dapat menunjukan keganasan pada lesi yang coklat atau hitam adalah bayangan warna merah, putih dan biru ; bayangan wana biru dianggap lebih menkhawatirkan .
b)      Daerah-daerah putih dalam lesi yang berpigmen perlu di curigai.
c)      Sebagian melanoma maligna tidak memiliki warna yang bervariasi tetapi sebaliknya mempunyai warna yang seragam (hitam kebiruan, kelabu kebiruan, merah kebiruan).
2.   Tepi yang ireguler
a)         Indentasi atau lekukan yang menyudut pada bagian tepi nevus harus dicatat.
3.      Permukaan yang ireguler
a)      Tonjolan permukaan yang tidak merata (topografi ireguler) dapat teraba atau terlihat. Perubahan pada permukaan bisa licin hingga seperti sisik.
b)      Sebagian melanoma manoduler memiliki permukaan yang licin.
  
   Lokasi melanoma yang sering adalah kulit pada bagian punggung, tungkai (khususnya wanita), antara jari-jari kaki dan pada kaki, muka, kulit kepala, jari-jari tangan serta bagian dorsal tangan. Pada orang yang berkulit gelap, melanoma paling sering terdapat ditempat yang tidak begitu mengandung pigmen seperti : telapak tangan, telapak kaki, daerah subungual dan memebran mukosa. Diameter nevus harus diukur karena umumnya melanoma berukuran lebih dari 6 mm. Lesi satelit (lesi yang terletak didekat nevus ) harus di catat.

1.      Aktivitas Istirahat
Tanda: Keterbatasan mobilisasi atau kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
2.      Sirkulasi
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri atauansietas), takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian luar yang tidak teratur.
3.      Neurosensori
Nyeri dada daerah karsinoma.
4.      Nyeri atau Kenyamanan
Gejala: Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada area lesi yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit).
5.      Keamanan
Tanda: Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan lokal pada warna nodul (biasanya relatif licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat meningkat atau berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulselasi.
6.      Penyuluhan atau Pembelajaran
Gejala: lingkungan trauma, aktivitas perawatan dini dan tugas pemeliharaanatau perwatan rumah.

B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Nyeri berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi dan perubahan pigmen kulit ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis dan memegang bagian yang sakit.
2.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi dan perubahan pigmen kulit ditandai dengan tak ada jaringan kulit yang hidup, regenerasi (-).
3.      Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan demam, malaise, dan penurunan nafsu makan ditandai dengan penurunan bb, makan tidak habis 1 porsi, turgor lemah dan wajah pucat.
4.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, bau busuk, dan ansietas ditandai dengan pasien terus menerus terjaga, tidak mampu menentukan kebutuhan waktu tidur; letargi; tampak ada bayangan lengkaran gelap di bawah mata; terus menerus menguap karena mengantuk.
5.      Resiko infeksi berhubungan dengan pembentukan pus dan nekrosis jaringan kulit


C.    Perencanaan Keperawatan
Hari/Tgl
No Dx
Rencana Perawatan
TTD
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1
Setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan selama ….x24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang
dengan kriteria hasil:
1.      Pasien melaporkan nyeri hilang/ terkontrol dengan skala 0-1
2.      Menunjukan ekspresi wajah/postur tubuh rileks,
3.      Berpartisipasi dalam aktivitas dan tidur/istirahat dengan tepat.
4.      Klien dapat mandiri dalam perawatan dan penanganannya secara sederhana
1.      Kaji keadaan nyeri klien secara PQRST.




2.      Berikan tindakan kenyamanan dasar contoh pijatan pada area yang tidak sakit, perubahan posisi dengan sering.



3.      Libatkan pasien dalam penentuan jadwal aktivitas, pengobatan, pemberian obat.

4.      Ajarkan teknik relaxasi seperti napas dalam pada saat rasa nyeri datang


5.      Jelaskan prosedur/berikan informasi seiring dengan tepat, khususnya selama debridemen luka.

Kolaborasi
6.      Berikan analgesik sesuai indikasi.

1.    Membantu dalam menentukan status nyeri klien dan menjadi data dasar untuk intervensi dan monitoring keberhasilan intervensi..
2.    Perubahan lokasi/karakter/intensitas nyeri dapat mengindikasikan terjadinya komplikasi (contoh: iskemia tungkai) atau perbaikan/kembalinya fungsi saraf sensasi.
3.    Gerakan dan latihan menurunkan kekakuan sendi dan kelelahan otot tetapi tipe latihan tergantung pada lokasi dan luas cedera.
4.    Hipoksemia local dapat menyebabkan rasa nyeri dan peningkatan suplai oksigen pada area nyeri dapat membantu menurunkan rasa nyeri
5.    Nyeri hampir selalu ada pada beberapa derajat beratnya keterlibatan jaringan/ kerusakan tetapi biasanya paling berat selama pergantian balutan dan debridemen.

6.    Analgesik berfungsi untukmelakukan hambatan pada sensor nyeri sehingga sensasinyeri pada klien berkurang.


2
Setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan selama ….x24 jam diharapkan kerusakan integritas kulit dapat teratasi
dengan kriteria hasil:
1.      Perfusi jaringan baik
2.      Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
3.      Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan alami
4.      Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang

Mandiri

1.      Observasi pada : insisi yang tidak sembuh: pembukaan kembali insisi yang telah sembuh; adanya drainase (berdarah atau purulen); area lokal yang bengkak dengan kemerahan, rasa nyeri meningkat; dan rasa panas pada sentuhan.
2.      Mandikan pasien dengan pancuran air hangat. Cuci insisi dengan perlahan.




3.      Ajarkan pasien untuk menyokong insisi dengan strip steril (sesuai kebutuhan) bila jahitan diangkat.
4.      Anjurkan menggunakan baju katun halus dan hindari baju ketat, tutup/beri bantalan pada daerah luka sesuai indikasi, biarkan insisi terbuka terhadap udara sebanyak mungkin.
5.      Berikan informasi kepada pasien untuk menghindari mandi dalam bak sampai diijinkan oleh dokter.
6.      Ajarkan pasien untuk meningkatan nutrisi dan masukan cairan adekuat.



Kolaborasi
7.      Dapatkan spesimen dari drainase luka sesuai indikasi.


1.      Tanda atau gejala yang menandakan kegagalan penyembuhan terjadi komplikasi yang memerlukan evaluasi/intervensi lanjut.




2.      Mempertahankan insisi bersih, meningkatkan sirkulasi atau penyembuhan. Catatan:”memanjat” keluar dari bak mandi memerlukan penggunaan lengan dengan otot pektoral, yang dapat menimbulkan stres yang tak perlu pada sternotomi.
3.      Meningkatkan sirkulasi, menurunkan edema untuk memperbaiki penyembuhan luka.
4.      Menurunkan iritasi/jahitan dan tekanan dari baju. Membeiarkan insisi terbuka terhadap udara meningkatkan proses penyembuhan dan menurunkan resiko infeksi.

5.      Membantu mempertahankan penyatuan tepi luka untuk meningkatkan penyembuhan.

6.      Membantu untuk mempertahankan volume sirkulasi yang baik untuk perfusi jaringan dan memenuhi kebutuhan energi seluler untuk memudahkan proses regenerasi atau penyembuhan jaringan.

7.      Bila infeksi terjadi, pengobatan lokal dan sistemik mungkin diperlukan, misal : terapi peroksida/salin/sabun betadine, antibiotik.


3
Setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan selama ….x24 jam nutrisi dapat terpenuhi
dengan kriteria hasil:
1.      Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
2.      Tidak ada penurunan berat badan yang berarti
3.      Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
4.      Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
Mandiri

1.      Observasi massa otot/lemak subkutan sesuai indikasi
2.      Lakukan pemeriksaan glukosa strip jari, klinitese/asetes sesuai indikasi.



3.      Berikan kebersihan oral sebelum makan.

4.      Pertahankan jumlah kalori ketat. Timbang BB tiap hari.



5.      Berikan makan dan makanan kecil sedikit dan sering.


6.      Ajarkan pasien untuk memandang diet sebagai pengobatan dan untuk mebuat pilihan makanan/minuman tinggi kalori/protein.
7.      Ajarkan pasien untuk duduk saat makan, dikunjungi orang lain.


Kolaborasi
8.      Rujuk ke ahli diet/tim dukungan nutrisi.



9.      Berikan diet tinggi kalori/protein dengan tambahan vitamin.




10.  Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh: albumin serum, kreatinin, transferin, nitrogen urea urin.


1.      Mungkin berguna dalam memperkirakan perbaikan tubuh/kehilangan dan keefektifan terapi.
2.      Mengawasi terjadinya hiperglikemia sehubungan dengan perubahan hormonal/kebutuhan atau penggunaan hiperalimentasi untuk memenuhi kebutuhan kalori.
3.      Mulut/palatum bersih meningkatkan rasa dan membantu nafsu makan yang baik.
4.      Pedoman tepat untuk pemasukan kalori tepat. Sesuai penyembuhan luka. Dievaluasi untuk mengitung bentuk diet yang diberikan dan penilaian yang tepat dimulai.
5.      Membantu mencegah distensi gaster/ketidaknyamanandan meningkatkan pemasukan.
6.      Kalori dan protein diperlukan untuk mempertahankan BB, memenuhi kebutuhan metabolik, dan meningkatkan penyembuhan.
7.      Duduk dapat mencegah aspirasi dan membantu pencernaan makanan yang baik. Sosialisai meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan pemasukan.

8.      Berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi individu (berdasarkan berat badan dan cedera area permukaan tubuh) dan mengidentifikasi nutrisi yang tepat.
9.      Kalori (3000-5000 per hari), protein, dan vitamin yang dibutuhkan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan metabolik, mempertahankan BB, dan mendorong regenerasi jaringan. Catatan; rute oral paling baik untuk mengembalikan fungsi GIT.
10.  Indikator kebutuhan nutrisi dan keadekuatan diet total terapi.




4
Setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan selama ….x24 jam diharapkan pola istirahat tidur terpenuhi
dengan kriteria hasil:
1.      Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari
2.      Pola tidur, kualitas dalam batas normal
3.      Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat
4.      Mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidur

Mandiri
1.      Observasi tingkat stress/orientasi sesuai perkembangan hari demi hari.


2.      Berikan kesempatan untuk beristirahat tidur sejenak, anjurkan latihan saat siang hari , turunkan aktivitas mental/fisik pada sore hari.



3.      Lengkapi jadwal tidur dan ritual secara teratur. Katakan kepada apsien bahwa saat ini adalah waktu tidur.


4.      Berikan makanan kecil sore hari, susu hangat, mandi dan masase punggung.
5.      Putarkan musik yang lembut atau suara yang jernih.


6.      Ajarkan pasien untuk menurunkan jumlah minum pada sore hari. Lakukan berkemih sebelum tidur.

Kolaborasi
7.      Berikan obat sesuai indikasi:
·          Antidepresi  seperti: amitriptilin (Elavil); doksepin (Senequan) dan trasolon (Desyrel).
Koral hidrat; oksasepam (Serax); triazolan (Halcion)








1.      Peningkatan kebingungan, disoreientasi dan tingkah laku yang tidak kooperatif (sindrom sundowner) dapat melanggar pola tidur yang mencapai tidur pulas.
2.      Penguatan bahwa saatnya tidur dan mempertahankan kestabilan lingkungan.Catatan: penundaan waktu tidur mungkin diindikasikan untuk memungkinkan pasien membuang kelebihan energi dan memfasilitasi tidur.
3.      Karena aktivitas fisik dan mental mengakibatkan kelelahan yang dapat meningkatkan kebingungan, aktivitas yang terprogram tanpa stimulasi berlebihan yang meningkatkan waktu tidur.
4.      Meningkatkan relaksasi dengan perasaan mengantuk.

5.      Menurunkan stimulasi sensori dengan menghambat suara-suara lain dari lingkungan sekitar yang akan menghambat tidur nyenyak.
6.      Menurunkan kebutuhan akan bangun untuk pergi ke kamar mandi/berkemih selam malam hari.



7.      Mungkin efektif dalam menangani pseudomensia atau depresi, meningkatkan kemampuan untuk tidur tetapi antikolinergik dapat memncetuskan bingung dan memperburuk kognitif dan efek samping tertentu (seperti hipotensi ortostatik) yang mebatasi manfaat maksimal. Gunakan dengan hemat, hipnotik dosis rendah mungkin efektif dalam mengatasi insomnia atau sindrom sundowner.


5
Setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan selama ….x24 jam diharapkan risiko infeksi dapat dihindari
dengan kriteria hasil:
1.      Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2.      Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaanya
3.      Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
4.      Jumlah leukosit dalam batas normal
5.      Menunjukkan perilaku hidup sehat
Mandiri
1.      Awasi tanda vital untuk demam, peningkatan frekuensi/kedalaman pernafasan sehubungan dengan perubahan sensori, adanya diare, penurunan jumlah trombosit, hiperglikemia dan glikosuria.









2.      Periksa luka tiap hari, perhatikan/catat perubahan penampilan, bau, atau kuantitas drainase.
3.      Implementasikan teknik isolasi yang tepat sesuai indikasi.
4.      Gunakan skort, sarung tangan, masker, dan teknik aseptic ketat selama perawatan luka langsung dan berikan pakaian steril/baru juga linen/pakaian.

5.      Awasi/batasi pengunjung, bila perlu. Jelaskan prosedur isolasi terhadap pengunjung bila perlu.

6.      Bersihkan jaringan nekrotik/ yang lepas (termasuk pecahanya lepuh) dengan guntung dan forcep. Jangan ganggu lepuh yang utuh bila lebih kecil dari 2-3 cm, jangan pengaruhi fungsi sendi dan jangan pajankan luka yang terinfeksi.
7.      Ajarkan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontak dengan pasien.

Kolaborasi
8.      Ambil kultur rutin dan sensitivitas luka/drainase dan bantu biopsi eksisi bila infeksi dicurigai

9.      Foto luka pada awal dan dengan interval periodik.

1.      Indikator sepsis memerlukan evaluasi cepat dan intervensi. Catatan: perubahan sensori, kebiasaan defekasi, dan frekuensi pernafasan biasanya berlanjut, demam dan perubahan hasil laboratorium Tergantung tipe/luasnya dan (misalnya: pilihan pengobatan luka tertutup vs terbuka); isolasi dapat direntang dari luka sederhana/kulit sampai komplit/sebaliknya untuk menurunkan resiko infeksi silang/ terpajan pada flora bakteri multiple.
2.      Memungkinkan pengenalan dini dan pengubatan khusus infeksi luka.

3.      Mencegah kontaminasi silang; menurunkan resiko infeksi.
4.      Mencegah kontaminasi silang dari pengunjung. Masalah resiko infeksi harus seimbang melawan kebutuhan pasien untuk dukungan keluarga dan sosialisasi.





5.      Meningkatkan penyembuhan. Mencegah autokontaminasi. Lepuh yang kecil membantu melindungi kulit dan meningkatkan kecepatan reepitelisasi.

6.      Mengindetifikasi adanya penyembuhan (granulasi jaringan).





7.      Mencegah terpajan pada organisme infeksius.





8.      Bakteri dapat terkolonisasi pada permukaan luka tanpa masuk ke jaringan di bawahnya; namun luka biopsi dapat diambil untuk diagnosa infeksi.
9.      Memberi dasar dan catatan proses penyembuhan.


D.    Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan akan dilaksanakan sesuai dengan intervensi keperawatan yang sudah direncakanan

E.     Evaluasi Keperawatan
1.      Diagnosa 1      : Nyeri dapat berkurang atau terkontrol, skala nyeri 0-1, ekspresi wajah/postur tubuh rileks
2.      Diagnosa 2      : Kerusakan integritas kulit dapat teratasi, menunjukkan regenerasi jaringan yang baik
3.      Diagnosa 3      : Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.
4.      Diagnosa 4      : Pola tidur dapat terpenuhi, pasien tampak segar setelah selesai beristirahat atau bangun tidur
5.      Diagnosa 5      : risiko infeksi tidak terjadi, mencapai penyembuhan luka tepat waktu dan bebas dari eksudat, purulen dan tidak demam
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
  1. Tumor kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Penyebabnya antara lain sering berada di luar dan terpapar sinar ultraviolet (uv) kekurangan melanin atau orang berkulit putih, paparan karsinogen dan genetik/faktor keturunan
  2. Tumor diklasifikasikan menjadi 2 yaitu tumor ganas dan tumor jinak. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit kanker kulit yaitu pembedahan, kemoterapi dan terapi biologis.
3.      Pencegahannya antara lain jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit lekas berwarna coklat kekuningan jika kulit mudah terbakar., hindari pajanan sinar matahari yang tidak diperlukan, khususnya ketikaradiasi sinar uv terjadi intensif antara pukul 10.00 – 15.00 wib, oleskan preparat tabir surya pelindung kulit jika harus berjemur di bawah terik matahari, kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya: topi, kemeja tangan panjang) dan jangan menggunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna cokelat kekuningan.

B.     SARAN
Kita sebagai seorang perawat harus memahami dan mempelejari tentang penyakit tumor kulit supaya kita sebagai seorang perawat mampu memberikan asuhan keperawatan dengan baik dan profesinal kepada pasien yang mengalami kanker kulit dan dapat memberikan edukasi kepada pasien untuk mencegah terjadinya kanker kulit.
Makalah ini masih jauh dari sempurna dan penulis mengharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan saran kepada penulis untuk kesempurnaan makalah selanjutnya


DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC
Doenges E Marilynn, 2000 .  Rencana Asuhan Keperawatan. EGC:Jakarta
Dr.Maria Dwikarya, DSK. Kesehatan dan Kecantikan Merawat Kulit dan Wajah
Herdman, T. Heather. 2012. NANDA Definisi dan Klasifikasi 2012-2014 (terjemahan). Jakarta : EGC
Jong, Wim de. 2004. Kanker, Apakah Itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan Dukungan Keluarga. Jakarta
Prof.dr. Adhi Djuanda, dr Mochtar Hamzah. dr Siti Aisah.2002.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Robin Graham Brown dan Tony Burns. 2005. Lecture Notes on Dermatologi. Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga

http://www.artikelkesehatan99.com/4-faktor-penyebab-timbulnya-kanker-kulit/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar