BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Makhluk hidup adalah makhluk yang
bernafas, tumbuh, dan berkembang dimana tubuhnya tersusun dari berbagai macam
organel, salah satunya adalah sel. Sel merupakan unit terkecil yang menjadi
dasar kehidupan dalam arti biologis makhluk hidup. Semua fungsi kehidupan
diatur dan berlangsung di dalam sel. Kemudian sel yang memiliki bentuk
dan fungsi yang sama membentuk suatu kumpulan yang dinamakan jaringan. Dan
jaringan yang memiliki hubungan yang sama satu dengan yang lain, membentuk
suatu sistem jaringan yang akan membentuk mahkluk hidup. Mahkluk hidup dibagi
menjadi dua organisme, diantaranya makhluk hidup uniseluler (organisme
uniseluler), dan ada yang tubuhnya mencapai ukuran sangat besar dan kompleks
tersusun dari banyak sel disebut makhluk hidup multiseluler (organisme
multiseluler). Tubuh organisme multi seluler tersusun dari jaringan. Kumpulan
beberapa jaringan membentuk organ. Selanjutnya organ saling berinteraksi
sehingga membentuk sistem organ akhirnya akan membentuk organisme atau makhluk
hidup.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
saja jenis-jenis sel ?
2. Apa
saja jenis-jenis sel epitel?
3. Apa
saja jenis-jenis sel saraf ?
4. Apa
saja jenis-jenis sel otot ?
5. Apa
saja jenis-jenis sel tulang ?
6. Apa
saja jenis-jenis sel darah ?
7. Bagaimana
fungsi spesifik sel ?
8. Bagaimana
fungsi spesifik sel dalam metabolisme sel ?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui jenis-jenis sel.
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis sel epitel.
3. Untuk
mengetahui jenis-jenis sel saraf.
4. Untuk
mengetahui jenis-jenis sel otot.
5. Untuk
mengetahui jenis-jenis sel tulang.
6. Untuk
mengetahui jenis-jenis sel darah.
7. Untuk
mengetahui fungsi spesifik sel.
8. Untuk
mengetahui tentang fungsi spesifik sel dalam metabolisme sel.
D.
Manfaat
Penulisan
Untuk
membantu mahasiswa dalam mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis sel dan
fungsi spesifik dari sel itu sendiri. Karena ada juga sebagaian penyakit yang
menyerang sel tubuh, jadi sebagai seorang perawat penting untuk mengetahui dan
mempelajari tentang sel.
BAB
II
JENIS
SEL DAN FUNGSI SPESIFIK SEL
A.
PENGERTIAN
SEL
Sel
adalah segumpalan protoplasma yang berinti,
sebagai individu yang berfungsi menyelenggarakan seluruh aktivitas untuk
kebutuhan hidupnya. Sel juga merupakan unit terkecil dari makhluk hidup. Bila
ingin hidup, sel harus dapat perawatan atau dijaga untuk bisa hidup di
lingkungannya. Sel dilindungi oleh membran plasma ( dinidng sel ) yang
permeable untuk membungkus cairan yang disebut dengan sitoplasma.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat
berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
B.
JENIS-JENIS
SEL
1.
Jaringan
Epitel
Jaringan epitel adalah jaringan pembatas
dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi permukaan organ, rongga dan saluran
baik di luar maupun di dalam tubuh. Jaringan
epitel dapat dibagi kedalam dua klasifikasi yaitu:
a.
Epitelium penutup dan pelapis adalah lapisan sel yang menutupi bagian internal dan
eksternal dari permukaan tubuh dan organ serta melapisi rongga tubuh dan organ
berongga.
1)
Endotelium
adalah epitelium yang melapisi pembuluh darah.
2)
Mesotelium
adalah epitelium yang melapisi beberapa rongga tubuh.
b.
Epitelium glandular
atau epitel kelenjar
berasal dari epitelium yang melapisi atau menutupi sel-sel yang tumbuh sampai
kedalam jaringan penunjang. Epitel
kelenjar tersusun atas beberapa jaringan epitel yang memiliki peran dalam
penyerapan (absorpsi) dan menyekresikan senyawa kimia. Misal sel-sel epitel
yang terdapat pada rongga (lumen) pencernaan memiliki kemampuan untuk
membersihkan mukus. Mukus tersebut berfungsi dalam menjaga kelembapan permukaan
organ pencernaan
1)
Kelenjar eksokrin memepertahankan duktus atau suatu hubungan kepermukaan
tubuh.
Hasil serkresi kelenjar eksokrin langsung menuju permukaan epitel tanpa melalui
pembuluh. Cantoh kelenjar eksokrin adalah kelenjar air liur di dalam mulut dan
kelenjar keringat.
2)
Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang berhubungan dengan
kelenjar darah sehingga hasil sekresi kelenjar ini masuk ke pembuluh darah dan
mengalir bersama darah. Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar tiroid. kelenjar yang tidak memiliki duktus keluar; kelenjar ini
kehilangan hubungan dengan permukaan tubuh dan menjadi massa padat yang
terpisah (misalnya, kelenjar hipofisis, kelenjar adrenal).
Karakteristik
Umum Jaringan Epitel
a.
Struktur
1)
Pada
umumnya, salah satu permukaan epitelium bersifat bebas dan menghadap ke cairan
atau udara.
2)
Epitelium
tidak memiliki suplai darah. Nutrisinya berasal dari difusi pembuluh-pembuluh
darah di bawah jaringan ikat, tempatnya terikat dengan membran dasar (lamina
basalis) yang tidak hidup.
3)
Sel-sel
epitel tersusun rapat dengan sedikit materi interselular.
4)
Sel-sel
epitel bereproduksi dengan cepat untuk mengganti sel yang rusak atau hilang.
b.
Fungsi
jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi, antara lain:
1)
Perlindungan
terhadap dehidrasi, trauma, iritasi mekanik, dan zat toksik
2)
Absorpsi
gas atau nutrien, seperti dalam paru-paru atau saluran pencernaan.
3)
Transpor
cairan, mukus, nutrien atau zat partikulat lain.
4)
Sekresi
produk-produk yang telah disintesis, seperti hormon, enzim, dan perspirasi yang
dihasilkan dari epitelium glandular.
5)
Ekskresi
sisa metabolisme seperti urine melalui filtrasi.
6)
Penerimaan
sensorik oleh sel-sel epitel khusus pada ujung pengecap, hidung, dan telinga.
Sel
epitel berdasarkan bentuknya yaitu: epitel pipih, epitel kubus, dan epitel
silindris.
a.
Jenis-jenis
Epitel Pipih
1)
Epitel
pipih selapis
Jaringan epitel pipih selapis tersusun
atas sel-sel dengan bentuk pipih dan hanya satu lapis. Terletak pada pembuluh
limfa dan alveoli di paru-paru. Fungsinya adalah sebagai filter darah pada
ginjal serta berperan dalam proses difusi oksigen dan karbon dioksida.
2)
Epitel
pipih berlapis
Epitel pipih berlapis tersusun atas
berlapis-lapis sel-sel pipih. Sel-sel epitel
piph memiliki sitoplsma yang jernih dan inti sel berbentuk bulat.
Jaringan ini di antaranya terdapat pada rongga mulut, rongga hidung dan
kerongkongan. Lapisan sel-sel yang palingdalam biasanya berbentuk kubus.
Semakin menuju ke permukaan, bentuknya semakin pipih. Struktur ini untuk
melindungi gesekan yang memungkinkan terjadi pengelupasan.
- Jenis-jenis Epitel
Kubus
1)
Epitel
kubus selapis
Jaringan ini di susun atas selapis
sel-sel yang berbentuk kubus. Sitoplasma sel epitel kubus ada yang jernih, ada
yang mengandung butir-butir halus yang di sebut granula. Inti sel berukuran
besar dan bulat serta terletak di tengah. Epitel kubus selapis di antaranya ada
pada kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan saluran pada ginjal. Struktur
jaringan ini sangat sesuai untuk proses absorpsi dan sekresi.
2)
Epitel
kubus berlapis
Jaringan epitel kubus berlapis tersusun
atas dua atau lebih lapisan sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus berlapir
terdapat pada mulut,kerongkongan , folikel pada ovarium dan buah zakar, serta
kelenjar keringat pada kulit. Sesuai strukturnya jaringan ini berperan sebagai
pelindung dari gesekan selain itu juga berfungsi untuk sekresi dan eksresi.
- Jenis-jenis Epitel
Silindris
1)
Epitel
silindris selapis
Epitel silindris selapis tersusun atas
selapi sel-sel berbentuk slindris. Pada jaringan ini biasanya terdapat sel-sel
goblet. Sel goblet berfungsi menghasilkan lendir(mukus) yang berperan dalam
mempermudah penyerapan makanan(absorpsi) jaringan ini terdapat pada saluran
pencernaan.
2)
Epitel
silindris berlapis
Epitel silindris berlapis tersusun atas
dua atau lebih sel-sel berbentuk silindris. Epitel silindris berlapis terdapat
pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra, dan laring. Jaringan ini
berperan dalam proses sekresi dan pergerakan.
3)
Epitel
silindris berlapis semu bersilindris
Epitel silindris berlapis semu bersilia
tersusun atas sel-sel yang memiliki inti sel itu tidak sejajar sehingga epitel
tersebut seperti berlapis-lapis. Jaringan ini memiliki silia yang berfungsi
menggerakan partikel yang berbeda.
- Epitel transisi
Epitel transisi terdiri atas berlapis-lapis
sel. Akan tetapi sel-sel penyusun jaringan ini selalu berubah bentuknya. Pada
keadaan tengah sel-sel tersebut berbentuk lebih pipih dan panjang. Adapun dalam
keadaan normah (relaksasi), sel-selnya berbentuk bulat dan besar sehingga
epitel ini tidak dapat di golongkan berdasarkan bentuknya. Jaringan ini banyak
terdapat di kandung kemih, saluran ureter dan ginjal.
2.
Sel
Saraf (Neuron)
Neuron adalah unit fungsional sistem
syaraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma. Sel-sel neuron terbagi
atas beberapa bagian yaitu badan sel, dendrit, dan neurit (akson) yang masing-masing mempunyai fungsi
berbeda. Ketiga bagian sel saraf tersebut membentuk satu kesatuan yang menyusun
sel saraf dan membuatnya bekerja dengan baik.
Komponen-komponen neuron adalah sebagai berikut :
a.
Badan
sel
Badan sel, berwarna kelabu, terdiri atas membran sel,
sitoplasma (neuroplasma), nukleus, nukleolus, dan retikulum endoplasma. Badan
sel merupakan bagian yang mengendalikan keseluruhan metabolisme neuron.
b.
Akson
1) Suatu
proses tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrit. Bagian ini
mengantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain atau ke badan
sel neuron yang menjadi asal akson (arah menuju ke luar sel)
2) Semua
akson dalam sistem syaraf perifer dibungkus oleh lapisan schwann (neurolema)
yang dihasilkan oleh sel-sel schwann.
3) Myelin
berfungsi sebagai insulator listrik dan memepercepat hantaran impuls syaraf.
c.
Dendrit
Dendrit, merupakan
lanjutan atau percabangan badan sel saraf. Dendrit berfungsi menerima
impuls yang datang dari ujung akson lain, selanjutnya membawa impuls tersebut
ke dalam badan sel saraf. Dendrit disebut juga serabut pendek neuron.

Berdasarkan struktur dan fungsinya,
sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
a.
Sel
saraf sensorik
Fungsi
sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf
pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung
akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

b.
Sel
saraf motorik
Fungsi
sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel
saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan
dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

c.
Sel
saraf intermediet
Sel
saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di
dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel
saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam
sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori
atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan
dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan
sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.

3.
Sel
Otot
Jaringan
otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh.
Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi.
Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang
membangun sel otot dapat memanjang dan memendek.
Jaringan
otot dapat dibedakan menjadi 3 macam :
1.
1. Jaringan Otot Polos
Jaringan otot polos mempunyai
serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila diamati di
bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis.
|
||
Otot polos berkontraksi secara
refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos dirangsang,
reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluranpencernaan, dinding
pembuluh darah, saluran pernafasan.
|
![]() |
|
2.
Jaringan Otot Lurik
Nama lainnya adalah jaringan otot
kerangka karena sebagian besar jenis otot ini melekat pada
kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah
pengaruh saraf sadar. Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah
mikroskop tampak adanya garis gelap dan terang berselang-seling melintang di
sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot
bergaris melintang.
|
||
Kontraksi otot lurik berlangsung
cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak
dan di bawah pengaruh saraf sadar. Fungsi otot lurik untuk menggerakkan
tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.
|
![]() |
|
3.
Jaringan Otot Jantung/Miokardium
Jaringan otot ini hanya terdapat
pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot
lurik,meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi
terhadap rangsang lambat.
Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung. |
![]() (dari jantung orang dewasa) |
4.
Sel
Tulang
Pembentukan tulang dimulai dari
osteoblas (sel tulang) yang merupakan sel-sel mesenkim khusus. Osteoblas
mensekresi substantia intersel, osteoit yang pada mulanya terdiri atas
substantia dasar yang lembut dan serabut-serabut kolagen. Osteoblas berkembang
menjadi osteosit-osteosit, sel-sel tulang defenitif. Pada masa yang sama,
osteoklas multinuclear berkembang, sel-sel yang berkaitan dengan reabsorpsi dan
pembentukan kembali tulang. Membezakan ossificasi langsung atau intermembranosa
adalah dari ossificasi indirect atau ossificasi chondral ( klasifikasi
pengganti ).
Ossificasi Intermembranosa adalah
perkembangan tulang dari tisu penghubung yang akhirnya mengandungi banyak
sel-sel mensekim yang berkembang melalui osteoblas menjadi osteosit. Pada masa
yang sama osteoklas berkembang dan serabut-serabut kolagen juga timbul. Tulang
yang asli adalah fibrosa dan selanjutnya ia dibentuk kembali menjadi tulang
lameller. Mangkuk tengkorak, tulang-tulang wajah dan clavicula berkembang
sebagai tulang membranosa. Bagian-bagian rangka yang sebelumnya merupakan
tulang rawan perlu mengalami ossificasi kondral apabila ia ingin diganti oleh
tulang. Pertumbuhan hanya mungkin selama tulang rawan tetap ada. Persyaratan
untuk penggantian pembentukan tulang adalah kondroblas, sel-sel tisu penghubung
yang telah mengalami differensiasi ( Pembezaan ) yang menyingkirkan tulang
rawan dan memungkinkan osteoblas untuk membentuk tulang.
Dikenal ada 2 jenis penggantian pembentukan tulang, yaitu :
a. Enkondral, yaitu dimulai dengan
tulang rawan, dan terjadi pada epifisis.
b. Perikondral, yaitu berasal dari
pericondrium, terbatas pada diafisis.
Discus Epifisis (lempeng
pertumbuhan) yang diperlukan untuk pertumbuhan panjang, membentuk lapisan
antara epifisis dan diafisis.Didalam tulang rawan epifisis, terjadi
proses-proses ossificasi dalam zona-zona yang terpisah. Pertama, pada epifisis
terdapat zona capping, zat tulang rawan hialin yang tidak dipengaruhi oleh
pembentukan tulang. Dekat daerah ini “ tulang rawan istirahat ”, ini adalah
zona kolum-kolum sel tulang rawan, zona pertumbuhan. Disini sel-sel tulang
rawan membelah sehingga jumlahnya bertambah. Lapisan berikutnya, yang terletak
lebih dekat dengan batang adalah zona sel-sel tulang rawan vasicular besar,
dimana terjadi clasivicasi. Ini dilanjutkan dengan zona distruksi tulang rawan,
dimana tulang rawan dipecahkan oleh kondroklas-kondroklas dan diganti oleh
osteoblas yang membentuk tulang. Sisa tulang rawan yang menetap, yang
memungkinkan dibezakannya tulang endokondral dari tulang perikondral pada
diafisis. Ia secara skunder diganti oleh tulang perikondral. Tulang endokondral
dihancurkan oleh osteoklas-osteoklas yang mengalami imigrasi.
Penambahan
tebal pada darah diafisis diakibatkan oleh pengendapatan bahan tulang baru pada
permukaan luar dibawah lapisan kembium periosteum. Rongga sumsum tulang menjadi
lebih besar sebagai akibat destruksi tulang. Semua proses pertumbuhan diatur
oleh hormon-hormon. Bakal tulang pada epifisis pertama timbul setelah lahir,
kecuali untuk epifisis distal femur dan epifisis proksimal tibia. Pada kedua
epifisis ini dan pada oscuboideum, osteogenesis mulai tepat sebelum kelahiran
pada bulan kesepuluh intrauteri (tanda kematangan). Berdasarkan
jenisnya, ada dua macam tulang, yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang keras
(osteon).
a.
Tulang
Rawan
Tulang rawan merupakan rangka penyangga
tahapan embrio manusia. Namun setelah dewasa, sebagian besar tulang rawan
diganti dengan tulang keras. Pada manusia dewasa, tulang rawan hanya terdapat
pada bagian yang memerlukan elastisitas seperti daun kuping, cuping hidung, dan
cincin trakea. Tulang rawan terdiri atas anyaman serat dimana terdapat sel-sel
tulang rawan (kondrosit) yang membuat matriks kondrin.
Ada tiga jenis tulang
rawan yaitu sebagai berikut :
1)
Tulang
Rawan Hialin
Tulang rawan hialin merupakan bentuk
tulang rawan terbanyak. Tulang rawan hialin mempunyai matriks yang homogen dan
besifat halus serta transparan. Terdapat pada cincin batang tenggorokan
(trakea), cuping hidung, persendian, dan antara tulang rusuk, dan tulang dada.
2)
Tulang
Rawan Elastis
Tulang rawan elastis bersifat lentur,
matriksnya mengandung serat elastis bercabang-cabang, dan terdapat pada
epiglottis dan bagian luar telinga.
3)
Tulang
Rawan Fibrosa
Tulang rawan fibrosa bersifat kurang
lentur, matriksnya mengandung serat kolagen yang tidak lentur, dan terdapat
pada antarruas tulang belakang.
b.
Tulang
Keras
Rangka
yang menyokong sebagian besar manusia dewasa terbuat dari tulang keras. Bagian
luar tulang keras dilapisi oleh periosteum yang merupakan tempat melekatnya
otot. Sel tulang keras disebut osteosit. Sel - sel tulang keras membentuk
lingkaran konsentris berlapis-lapis. Berdasarkan sifat matriksnya, tulang keras
dibedakan sebagai berikut.
1)
Tulang
Kompak
Merupakan tulang dengan matriks yang
bersifat padat dan rapat, misalnya lapisan luar tulang pipa.
2)
Tulang
Spons
Tulang spons memiliki matriks berongga,
misalnya tulang pipih dan tulang pendek. Berdasarkan bentuknya, tulang keras
dibedakan menjadi empat, yaitu:
a)
Tulang
pipa
Tulang
pipa berbentuk tabung dan umumnya berongga. Tulang pipa terbagimenjadi tiga
bagian, yaitu bagian tengah (diafise), kedua ujung (epifise), dan antara
epifise dengan diafise (cakraepifise).
b)
Tulang
pipih
Tulang pipih berbentuk pipih dan
berongga. Contoh tulang pipih yaitu tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang
tengkorak.
c)
Tulang
pendek
Tulang pendek berbentuk silindris dan
ditemukan pada pergelangan kaki dan pergelangan tangan.
d)
Tulang
tak beraturan
Tulang tak beraturan mempunyai bentuk
yang tidak beraturan dan terdapat di wajah dan tulang belakang.
Pembentukan
Tulang
Pembentukan
tulang dimulai setelah terbentuk tulang rawan. Di dalam tulang rawan, terdapat
rongga dan terisi oleh osteoblas. Osteoblas akan membentuk osteosit dari arah
dalam ke luar (konsentris). Osteosit mensekresikan protein yang akan menjadi
matriks tulang keras. Kemudian, matriks tulang keras terisi kalsium dan fosfat
sehingga matriks tulang mengeras. Proses perubahan tulang rawan menjadi tulang
keras disebut osifikasi.
5.
Sel
Darah
Tubuh manusia tersusun dari milyaran sel darah yang
memiliki fungsi yang vital. Terdapat tiga tipe sel darah pada manusia, sel
darah merah yang merupakan jumlah sel darah terbanyak, sel darah putih, dan
trombosit, yang masing-masing memiliki fungsi dan kadar yang berbeda dalam
tubuh. Salah satunya adalah penghitungan jumlah sel darah dimana terdapat
standar jumlah sel darah untuk mengindikasikan kondisi tubuh manusia. Standar
jumlah sel darah tergantung beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, usia, dan
lain-lain. Sehingga, penghitungan jumlah sel darah menjadi salah satu metode
untuk mendeteksi jenis penyakit tertentu dengan gejala yang hampir mirip
dengan penyakit lainnya. Penghitungan sel darah yang selama ini dilakukan
secara manual, beresiko terjadinya kesalahan serta tidak efisiensi waktu
Perkembangan pengolahan citra digital, memungkinkan untuk melakukan
penghitungan sel darah secara otomatis. Sehingga, didapatkan hasil
penghitungan yang lebih akurat dalam waktu yang relatif singkat.
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian.
Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat
unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira
merupakan 1/12 berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55% adalah cairan,
sedangkan 45 % sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam
nilai hematocrit atau volume sel
darah yang didapatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Di waktu sehat
volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh tekanan osmotic
dalam pembuluh darah dan dalam jaringan.
![]()
Pemeriksaan darah yang paling
sering dilakukan adalah hitung jenis sel darah lengkap (cbc, complete
blood cell count), yang merupakan penilaian dasar dari komponen sel
darah. Selain untuk menentukan jumlah sel darah dan trombosit, persentase
dari setiap jenis sel darah putih dan kandungan hemoglobin; hitung jenis sel
darah biasanya menilai ukuran dan bentuk dari sel darah merah. Dengan
mengetahui bentuk atau ukuran yang abnormal dari sel darah merah, bisa membantu
mendiagnosis suatu penyakit
|
Sel darah adalah semua sel dalam
segala bentuk yang secara normal ditemukan dalam darah. Pada mamalia, sel-sel darah terdiri dari :
a.
Sel
darah merah
(eritrosit)
Sel
darah merah adalah jenis sel darah yang
paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke
jaringan-jaringan tubuh. Warna merah sel darah merah sendiri berasal
dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel
darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk
kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel
darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan. Sel
darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel).
Fungsi lainnya, yaitu ketika eritrosit berada dalam tegangan di pembuluh yang
sempit, eritrosit akan melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding
jaringan untuk berelaksasi dan melebar.
Eritrosit
juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi,
yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah
supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen. Eritrosit juga
berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses
lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan
radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta
membunuhnya.
b. Sel darah putih
(leukosit)
Leukosit adalah sel yang
membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh
melawan berbagai penyakit
infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat
bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis.
Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga
11x109 sel darah putih di dalam seliter darah
manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap
milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah
putih
C. FUNGSI
SPESIFIK SEL
1. Fungsi
Masing-masing Struktur Sel
a.
Selaput Plasma
Selaput Plasma (Plasmalemma) yaitu selaput atau membran sel
yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein
(gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein). Lipoprotein ini
tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya
adalah:Protein – Lipid – Protein Þ Trilaminer Layer.
Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan
protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma
bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton). Selektif
permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan
Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. Khusus pada sel tumbahan,
selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di
luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall). Dinding sel tersusun
dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat
rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh
zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lainSelain
itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah.
Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma
yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
2.
Sitoplasma
Sitoplasma dan Organel Sel merupakan bagian yang cair dalam
sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel
dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu
digunakan Organel Sel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup (menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup (menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Organel
Sel tersebut antara lain :
a. Retikulum
Endoplasma (RE)
yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua
jenis RE yaitu RE. Granuler (Rough E.R)• RE. Agranuler (Smooth E.R) Fungsi R.E.
adalah sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur
R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
b. Ribosom
(Ergastoplasma).
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada
yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan
organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah
sebagai tempat sintesis protein. Struktur
ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
c. Mitokondria
(The Power House). Struktur
berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.Lapisan dalamnya
berlekuk-lekuk dan dinamakan KristaFungsi mitokondria adalah sebagai pusat
respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) karena itu mitokondria
diberi julukan “The Power House”.
d. Lisosom. Fungsi dari organel ini adalah
sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya
itu bernama Lisozym.
e. Badan
Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom). Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan
struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.Organel ini
banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya
ginjal.
f. Sentrosom
(Sentriol). Struktur
berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis).
Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.Struktur ini
hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
g. Plastida dapat dilihat dengan mikroskop
cahaya biasa.
Dikenal
tiga jenis plastid,yaitu:
1) Lekoplas (plastida berwarna putih berfungsi
sebagai penyimpan makanan),
terdiri
dari:
a) Amiloplas (untak menyimpan amilum)
b) Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan
lemak/minyak)
c) Proteoplas (untuk menyimpan
protein).
2) Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau.
Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis.
3) Kromoplas yaitu plastida yang mengandung
pigmen, misalnya:
a) Karotin (kuning)
b) Fikodanin (biru)
c) Fikosantin (kuning)
d) Fikoeritrin (merah)
3.
Vakuola (RonggaSel).
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel.
Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara
vakuola dengan sitoplasma disebut TonoplasVakuola berisi :
a. Garam-garam organic
b. Glikosida
c. Tanin (zat penyamak)
d. Minyak eteris (misalnya Jasmine pada
melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada jahe)
e. Alkaloid (misalnya Kafein, Kinin,
Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
f. Enzim
g. Butir-butir patiPada boberapa
spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.
4.
Mikrotubulus.
Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi
untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai “rangka sel”. Contoh organel ini
antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna
dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
5.
Mikrofilamen
Mikrofilamen mirip dengan Mikrotubulus, tetapi lebih lembut.
Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada
otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.k. Peroksisom (Badan
Mikro)Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan
organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak
disimpan dalam sel-sel hati).
6. Inti
Sel (Nukleus)
Inti
sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
a. Selaput Inti (Karioteka)
b. Nukleoplasma (Kariolimfa)
c. Kromatin / Kromosom
d. Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan
ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
1) Sel Prokariotik (sel yang tidak
memiliki selaput inti), misalnya dijumpai pada bakteri, ganggang biru.
2) Sel Eukariotik (sel yang memiliki
selaput inti). Fungsi dari inti sel adalah mengatur semua aktivitas (kegiatan)
sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur
sintesis protein.
2. Metabolisme
Sel
Metabolisme adalah segala proses reaksi
kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang
sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai
mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di dalam proses ini,
makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya
untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme)
dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel
hidup.. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang
penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawaracunan atau detoksifikasi,
yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun
yang dapat dikeluarkan dari tubuh.
Anabolisme
dibedakan dengan katabolisme dalam beberapa hal:
a. Anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul
kimia yang lebih besar, sedangkan katabolisme merupakan proses penguraian
molekul besar menjadi molekul kecil
b. Anabolisme merupakan proses membutuhkan energi, sedangkan katabolisme
melepaskan energi
c. Anabolisme merupakan reaksi reduksi, katabolisme merupakan reaksi
oksidasi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sel juga merupakan unit terkecil
dari makhluk hidup, dimana sel harus dilindungi oleh membran plasma ( dinidng
sel ) yang permeable untuk membungkus
cairan yang disebut dengan sitoplasma. Semua fungsi kehidupan
diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara
autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.sel juga memiliki selaput yang
disebut Selaput Plasma (Plasmalemma) yaitu selaput atau membran sel yang
terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan
dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein) dimana
lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:Protein – Lipid – Protein. Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. Maka dari itu sel juga bermetabolisme, dimana metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia yang memiliki peran dalam penawar racun atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh. Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup.
lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:Protein – Lipid – Protein. Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. Maka dari itu sel juga bermetabolisme, dimana metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia yang memiliki peran dalam penawar racun atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh. Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup.
B. SARAN
Kita sebagai seorang perawat harus
mempelajari benar tentang sel, karena sel merupakan unit terkecil dan
fungsional dari tubuh. Sangat penting mengetahui struktur sel, jenis-jenis sel
dan fungsi sel, fungsi spesifik dari sel karena ada beberapa penyakit yang
menyerang bagian sel tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar