Laman

Welcome to My Blog | RistaLikestar.blogspot.com | it's fun blog | Sharing | thank's for your visit |

Kamis, 14 Agustus 2014

JENIS-JENIS SEL DAN FUNGSI SPESIFIK SEL

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Makhluk hidup adalah makhluk yang bernafas, tumbuh, dan berkembang dimana tubuhnya tersusun dari berbagai macam organel, salah satunya adalah sel. Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis makhluk hidup. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Kemudian sel yang memiliki bentuk  dan fungsi yang sama membentuk suatu kumpulan yang dinamakan jaringan. Dan jaringan yang memiliki hubungan yang sama satu dengan yang lain, membentuk suatu sistem jaringan yang akan membentuk mahkluk hidup. Mahkluk hidup dibagi menjadi dua organisme, diantaranya makhluk hidup uniseluler (organisme uniseluler), dan ada yang tubuhnya mencapai ukuran sangat besar dan kompleks tersusun dari banyak sel disebut makhluk hidup multiseluler (organisme multiseluler). Tubuh organisme multi seluler tersusun dari jaringan. Kumpulan beberapa jaringan membentuk organ. Selanjutnya organ saling berinteraksi sehingga membentuk sistem organ akhirnya akan membentuk organisme atau makhluk hidup.
















B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja jenis-jenis sel ?
2.      Apa saja jenis-jenis sel epitel?
3.      Apa saja jenis-jenis sel saraf ?
4.      Apa saja jenis-jenis sel otot ?
5.      Apa saja jenis-jenis sel tulang ?
6.      Apa saja jenis-jenis sel darah ?
7.      Bagaimana fungsi spesifik sel ?
8.      Bagaimana fungsi spesifik sel dalam metabolisme sel ?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui jenis-jenis sel.
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis sel epitel.
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis sel saraf.
4.      Untuk mengetahui jenis-jenis sel otot.
5.      Untuk mengetahui jenis-jenis sel tulang.
6.      Untuk mengetahui jenis-jenis sel darah.
7.      Untuk mengetahui fungsi spesifik sel.
8.      Untuk mengetahui tentang fungsi spesifik sel dalam metabolisme sel.

D.    Manfaat Penulisan
Untuk membantu mahasiswa dalam mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis sel dan fungsi spesifik dari sel itu sendiri. Karena ada juga sebagaian penyakit yang menyerang sel tubuh, jadi sebagai seorang perawat penting untuk mengetahui dan mempelajari tentang sel.







BAB II
JENIS SEL DAN FUNGSI SPESIFIK SEL


A.    PENGERTIAN SEL

Sel adalah segumpalan protoplasma yang berinti, sebagai individu yang berfungsi menyelenggarakan seluruh aktivitas untuk kebutuhan hidupnya. Sel juga merupakan unit terkecil dari makhluk hidup. Bila ingin hidup, sel harus dapat perawatan atau dijaga untuk bisa hidup di lingkungannya. Sel dilindungi oleh membran plasma ( dinidng sel ) yang permeable untuk membungkus cairan yang disebut dengan sitoplasma. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.

B.     JENIS-JENIS SEL

1.      Jaringan Epitel
Jaringan epitel adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi permukaan organ, rongga dan saluran baik di luar maupun di dalam tubuh. Jaringan epitel dapat dibagi kedalam dua klasifikasi yaitu:
a.       Epitelium penutup dan pelapis adalah lapisan sel yang menutupi bagian internal dan eksternal dari permukaan tubuh dan organ serta melapisi rongga tubuh dan organ berongga.
1)      Endotelium adalah epitelium yang melapisi pembuluh darah.
2)      Mesotelium adalah epitelium yang melapisi beberapa rongga tubuh.
b.      Epitelium glandular atau epitel kelenjar berasal dari epitelium yang melapisi atau menutupi sel-sel yang tumbuh sampai kedalam jaringan penunjang. Epitel kelenjar tersusun atas beberapa jaringan epitel yang memiliki peran dalam penyerapan (absorpsi) dan menyekresikan senyawa kimia. Misal sel-sel epitel yang terdapat pada rongga (lumen) pencernaan memiliki kemampuan untuk membersihkan mukus. Mukus tersebut berfungsi dalam menjaga kelembapan permukaan organ pencernaan
1)      Kelenjar eksokrin memepertahankan duktus atau suatu hubungan kepermukaan tubuh. Hasil serkresi kelenjar eksokrin langsung menuju permukaan epitel tanpa melalui pembuluh. Cantoh kelenjar eksokrin adalah kelenjar air liur di dalam mulut dan kelenjar keringat.
2)      Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang berhubungan dengan kelenjar darah sehingga hasil sekresi kelenjar ini masuk ke pembuluh darah dan mengalir bersama darah. Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar tiroid. kelenjar yang tidak memiliki duktus keluar; kelenjar ini kehilangan hubungan dengan permukaan tubuh dan menjadi massa padat yang terpisah (misalnya, kelenjar hipofisis, kelenjar adrenal).

Karakteristik Umum Jaringan Epitel
a.       Struktur
1)      Pada umumnya, salah satu permukaan epitelium bersifat bebas dan menghadap ke cairan atau udara.
2)      Epitelium tidak memiliki suplai darah. Nutrisinya berasal dari difusi pembuluh-pembuluh darah di bawah jaringan ikat, tempatnya terikat dengan membran dasar (lamina basalis) yang tidak hidup.
3)      Sel-sel epitel tersusun rapat dengan sedikit materi interselular.
4)      Sel-sel epitel bereproduksi dengan cepat untuk mengganti sel yang rusak atau hilang.
b.      Fungsi jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi, antara lain:
1)      Perlindungan terhadap dehidrasi, trauma, iritasi mekanik, dan zat toksik
2)      Absorpsi gas atau nutrien, seperti dalam paru-paru atau saluran pencernaan.
3)      Transpor cairan, mukus, nutrien atau zat partikulat lain.
4)      Sekresi produk-produk yang telah disintesis, seperti hormon, enzim, dan perspirasi yang dihasilkan dari epitelium glandular.
5)      Ekskresi sisa metabolisme seperti urine melalui filtrasi.
6)      Penerimaan sensorik oleh sel-sel epitel khusus pada ujung pengecap, hidung, dan telinga.
Sel epitel berdasarkan bentuknya yaitu: epitel pipih, epitel kubus, dan epitel silindris.
a.      Jenis-jenis Epitel Pipih
1)      Epitel pipih selapis
Jaringan epitel pipih selapis tersusun atas sel-sel dengan bentuk pipih dan hanya satu lapis. Terletak pada pembuluh limfa dan alveoli di paru-paru. Fungsinya adalah sebagai filter darah pada ginjal serta berperan dalam proses difusi oksigen dan karbon dioksida.
2)      Epitel pipih berlapis
Epitel pipih berlapis tersusun atas berlapis-lapis sel-sel pipih. Sel-sel epitel  piph memiliki sitoplsma yang jernih dan inti sel berbentuk bulat. Jaringan ini di antaranya terdapat pada rongga mulut, rongga hidung dan kerongkongan. Lapisan sel-sel yang palingdalam biasanya berbentuk kubus. Semakin menuju ke permukaan, bentuknya semakin pipih. Struktur ini untuk melindungi gesekan yang memungkinkan terjadi pengelupasan.
  1. Jenis-jenis Epitel Kubus
1)      Epitel kubus selapis
Jaringan ini di susun atas selapis sel-sel yang berbentuk kubus. Sitoplasma sel epitel kubus ada yang jernih, ada yang mengandung butir-butir halus yang di sebut granula. Inti sel berukuran besar dan bulat serta terletak di tengah. Epitel kubus selapis di antaranya ada pada kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan saluran pada ginjal. Struktur jaringan ini sangat sesuai untuk proses absorpsi dan sekresi.
2)      Epitel kubus berlapis
Jaringan epitel kubus berlapis tersusun atas dua atau lebih lapisan sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus berlapir terdapat pada mulut,kerongkongan , folikel pada ovarium dan buah zakar, serta kelenjar keringat pada kulit. Sesuai strukturnya jaringan ini berperan sebagai pelindung dari gesekan selain itu juga berfungsi untuk sekresi dan eksresi.
  1. Jenis-jenis Epitel Silindris
1)      Epitel silindris selapis
Epitel silindris selapis tersusun atas selapi sel-sel berbentuk slindris. Pada jaringan ini biasanya terdapat sel-sel goblet. Sel goblet berfungsi menghasilkan lendir(mukus) yang berperan dalam mempermudah penyerapan makanan(absorpsi) jaringan ini terdapat pada saluran pencernaan.
2)      Epitel silindris berlapis
Epitel silindris berlapis tersusun atas dua atau lebih sel-sel berbentuk silindris. Epitel silindris berlapis terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra, dan laring. Jaringan ini berperan dalam proses sekresi dan pergerakan.
3)      Epitel silindris berlapis semu bersilindris
Epitel silindris berlapis semu bersilia tersusun atas sel-sel yang memiliki inti sel itu tidak sejajar sehingga epitel tersebut seperti berlapis-lapis. Jaringan ini memiliki silia yang berfungsi menggerakan partikel yang berbeda.
  1. Epitel transisi
Epitel transisi terdiri atas berlapis-lapis sel. Akan tetapi sel-sel penyusun jaringan ini selalu berubah bentuknya. Pada keadaan tengah sel-sel tersebut berbentuk lebih pipih dan panjang. Adapun dalam keadaan normah (relaksasi), sel-selnya berbentuk bulat dan besar sehingga epitel ini tidak dapat di golongkan berdasarkan bentuknya. Jaringan ini banyak terdapat di kandung kemih, saluran ureter dan ginjal.

2.      Sel Saraf (Neuron)
Neuron adalah unit fungsional sistem syaraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma. Sel-sel neuron terbagi atas beberapa bagian yaitu badan sel, dendrit, dan neurit (akson) yang masing-masing mempunyai fungsi berbeda. Ketiga bagian sel saraf tersebut membentuk satu kesatuan yang menyusun sel saraf dan membuatnya bekerja dengan baik.  Komponen-komponen neuron adalah sebagai berikut :
a.      Badan sel
Badan sel, berwarna kelabu, terdiri atas membran sel, sitoplasma (neuroplasma), nukleus, nukleolus, dan retikulum endoplasma. Badan sel merupakan bagian yang mengendalikan keseluruhan metabolisme neuron.
b.      Akson
1)      Suatu proses tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrit. Bagian ini mengantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson (arah menuju ke luar sel)
2)      Semua akson dalam sistem syaraf perifer dibungkus oleh lapisan schwann (neurolema) yang dihasilkan oleh sel-sel schwann.
3)      Myelin berfungsi sebagai insulator listrik dan memepercepat hantaran impuls syaraf.

c.       Dendrit
Dendrit, merupakan lanjutan atau percabangan badan sel saraf. Dendrit berfungsi menerima impuls yang datang dari ujung akson lain, selanjutnya membawa impuls tersebut ke dalam badan sel saraf. Dendrit disebut juga serabut pendek neuron.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :


a.      Sel saraf sensorik
Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).


b.      Sel saraf motorik
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.


c.       Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.



3.      Sel Otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek.
Jaringan otot dapat dibedakan menjadi 3 macam :
1.               1. Jaringan Otot Polos
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis.
Otot polos berkontraksi secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluranpencernaan, dinding pembuluh darah, saluran pernafasan.
Description: http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-1c-1.jpg

2.   Jaringan Otot Lurik
Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh saraf sadar. Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.
Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar. Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.
Description: http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-1c-2.jpg
3.   Jaringan Otot Jantung/Miokardium
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik,meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi terhadap rangsang lambat.
Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung.

Description: http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-1c-3.jpg

(dari jantung orang dewasa)

4.      Sel Tulang

Pembentukan tulang dimulai dari osteoblas (sel tulang) yang merupakan sel-sel mesenkim khusus. Osteoblas mensekresi substantia intersel, osteoit yang pada mulanya terdiri atas substantia dasar yang lembut dan serabut-serabut kolagen. Osteoblas berkembang menjadi osteosit-osteosit, sel-sel tulang defenitif. Pada masa yang sama, osteoklas multinuclear berkembang, sel-sel yang berkaitan dengan reabsorpsi dan pembentukan kembali tulang. Membezakan ossificasi langsung atau intermembranosa adalah dari ossificasi indirect atau ossificasi chondral ( klasifikasi pengganti ).
Ossificasi Intermembranosa adalah perkembangan tulang dari tisu penghubung yang akhirnya mengandungi banyak sel-sel mensekim yang berkembang melalui osteoblas menjadi osteosit. Pada masa yang sama osteoklas berkembang dan serabut-serabut kolagen juga timbul. Tulang yang asli adalah fibrosa dan selanjutnya ia dibentuk kembali menjadi tulang lameller. Mangkuk tengkorak, tulang-tulang wajah dan clavicula berkembang sebagai tulang membranosa. Bagian-bagian rangka yang sebelumnya merupakan tulang rawan perlu mengalami ossificasi kondral apabila ia ingin diganti oleh tulang. Pertumbuhan hanya mungkin selama tulang rawan tetap ada. Persyaratan untuk penggantian pembentukan tulang adalah kondroblas, sel-sel tisu penghubung yang telah mengalami differensiasi ( Pembezaan ) yang menyingkirkan tulang rawan dan memungkinkan osteoblas untuk membentuk tulang.
Dikenal ada 2 jenis penggantian pembentukan tulang, yaitu :
a.       Enkondral, yaitu dimulai dengan tulang rawan, dan terjadi pada epifisis.
b.      Perikondral, yaitu berasal dari pericondrium, terbatas pada diafisis.
Discus Epifisis (lempeng pertumbuhan) yang diperlukan untuk pertumbuhan panjang, membentuk lapisan antara epifisis dan diafisis.Didalam tulang rawan epifisis, terjadi proses-proses ossificasi dalam zona-zona yang terpisah. Pertama, pada epifisis terdapat zona capping, zat tulang rawan hialin yang tidak dipengaruhi oleh pembentukan tulang. Dekat daerah ini “ tulang rawan istirahat ”, ini adalah zona kolum-kolum sel tulang rawan, zona pertumbuhan. Disini sel-sel tulang rawan membelah sehingga jumlahnya bertambah. Lapisan berikutnya, yang terletak lebih dekat dengan batang adalah zona sel-sel tulang rawan vasicular besar, dimana terjadi clasivicasi. Ini dilanjutkan dengan zona distruksi tulang rawan, dimana tulang rawan dipecahkan oleh kondroklas-kondroklas dan diganti oleh osteoblas yang membentuk tulang. Sisa tulang rawan yang menetap, yang memungkinkan dibezakannya tulang endokondral dari tulang perikondral pada diafisis. Ia secara skunder diganti oleh tulang perikondral. Tulang endokondral dihancurkan oleh osteoklas-osteoklas yang mengalami imigrasi.
      Penambahan tebal pada darah diafisis diakibatkan oleh pengendapatan bahan tulang baru pada permukaan luar dibawah lapisan kembium periosteum. Rongga sumsum tulang menjadi lebih besar sebagai akibat destruksi tulang. Semua proses pertumbuhan diatur oleh hormon-hormon. Bakal tulang pada epifisis pertama timbul setelah lahir, kecuali untuk epifisis distal femur dan epifisis proksimal tibia. Pada kedua epifisis ini dan pada oscuboideum, osteogenesis mulai tepat sebelum kelahiran pada bulan kesepuluh intrauteri (tanda kematangan). Berdasarkan jenisnya, ada dua macam tulang, yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteon).

a.      Tulang Rawan

Tulang rawan merupakan rangka penyangga tahapan embrio manusia. Namun setelah dewasa, sebagian besar tulang rawan diganti dengan tulang keras. Pada manusia dewasa, tulang rawan hanya terdapat pada bagian yang memerlukan elastisitas seperti daun kuping, cuping hidung, dan cincin trakea. Tulang rawan terdiri atas anyaman serat dimana terdapat sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang membuat matriks kondrin.

Ada tiga jenis tulang rawan yaitu sebagai berikut :

1)      Tulang Rawan Hialin
Tulang rawan hialin merupakan bentuk tulang rawan terbanyak. Tulang rawan hialin mempunyai matriks yang homogen dan besifat halus serta transparan. Terdapat pada cincin batang tenggorokan (trakea), cuping hidung, persendian, dan antara tulang rusuk, dan tulang dada.
2)      Tulang Rawan Elastis
Tulang rawan elastis bersifat lentur, matriksnya mengandung serat elastis bercabang-cabang, dan terdapat pada epiglottis dan bagian luar telinga.

3)      Tulang Rawan Fibrosa
Tulang rawan fibrosa bersifat kurang lentur, matriksnya mengandung serat kolagen yang tidak lentur, dan terdapat pada antarruas tulang belakang.




b.      Tulang Keras

Rangka yang menyokong sebagian besar manusia dewasa terbuat dari tulang keras. Bagian luar tulang keras dilapisi oleh periosteum yang merupakan tempat melekatnya otot. Sel tulang keras disebut osteosit. Sel - sel tulang keras membentuk lingkaran konsentris berlapis-lapis. Berdasarkan sifat matriksnya, tulang keras dibedakan sebagai berikut.

1)      Tulang Kompak
Merupakan tulang dengan matriks yang bersifat padat dan rapat, misalnya lapisan luar tulang pipa.
2)      Tulang Spons
Tulang spons memiliki matriks berongga, misalnya tulang pipih dan tulang pendek. Berdasarkan bentuknya, tulang keras dibedakan menjadi empat, yaitu:
a)      Tulang pipa
Tulang pipa berbentuk tabung dan umumnya berongga. Tulang pipa terbagimenjadi tiga bagian, yaitu bagian tengah (diafise), kedua ujung (epifise), dan antara epifise dengan diafise (cakraepifise).
b)     Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk pipih dan berongga. Contoh tulang pipih yaitu tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak.
c)      Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk silindris dan ditemukan pada pergelangan kaki dan pergelangan tangan.
d)     Tulang tak beraturan
Tulang tak beraturan mempunyai bentuk yang tidak beraturan dan terdapat di wajah dan tulang belakang.

Pembentukan Tulang
Pembentukan tulang dimulai setelah terbentuk tulang rawan. Di dalam tulang rawan, terdapat rongga dan terisi oleh osteoblas. Osteoblas akan membentuk osteosit dari arah dalam ke luar (konsentris). Osteosit mensekresikan protein yang akan menjadi matriks tulang keras. Kemudian, matriks tulang keras terisi kalsium dan fosfat sehingga matriks tulang mengeras. Proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras disebut osifikasi.

5.      Sel Darah

Tubuh manusia tersusun dari milyaran sel darah yang memiliki fungsi yang vital. Terdapat tiga tipe sel darah pada manusia, sel darah merah yang merupakan jumlah sel darah terbanyak, sel darah putih, dan trombosit, yang masing-masing memiliki fungsi dan kadar yang berbeda dalam tubuh. Salah satunya adalah penghitungan jumlah sel darah dimana terdapat standar jumlah sel darah untuk mengindikasikan kondisi tubuh manusia. Standar jumlah sel darah tergantung beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, usia, dan lain-lain. Sehingga, penghitungan jumlah sel darah menjadi salah satu metode untuk mendeteksi jenis penyakit tertentu dengan gejala yang hampir mirip dengan penyakit lainnya. Penghitungan sel darah yang selama ini dilakukan secara manual, beresiko terjadinya kesalahan serta tidak efisiensi waktu Perkembangan pengolahan citra digital, memungkinkan untuk melakukan penghitungan sel darah secara otomatis. Sehingga, didapatkan hasil penghitungan yang lebih akurat dalam waktu yang relatif singkat.
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan 1/12 berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55% adalah cairan, sedangkan 45 % sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematocrit atau volume sel darah yang didapatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Di waktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh tekanan osmotic dalam pembuluh darah dan dalam jaringan.
Description: seldarah.jpg
Pemeriksaan darah yang paling sering dilakukan adalah hitung jenis sel darah lengkap (cbccomplete blood cell count), yang merupakan penilaian dasar dari komponen sel darah. Selain untuk menentukan jumlah sel darah dan trombosit, persentase dari setiap jenis sel darah putih dan kandungan hemoglobin; hitung jenis sel darah biasanya menilai ukuran dan bentuk dari sel darah merah. Dengan mengetahui bentuk atau ukuran yang abnormal dari sel darah merah, bisa membantu mendiagnosis suatu penyakit
Sel darah adalah semua sel dalam segala bentuk yang secara normal ditemukan dalam darah. Pada mamalia, sel-sel darah terdiri dari :
a.       Sel darah merah (eritrosit)  
Sel darah merah adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan. Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel).
Fungsi lainnya, yaitu ketika eritrosit berada dalam tegangan di pembuluh yang sempit, eritrosit akan melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding jaringan untuk berelaksasi dan melebar.
Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen. Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya.
b.      Sel darah putih (leukosit)
Leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih

C.    FUNGSI SPESIFIK SEL

1.      Fungsi Masing-masing Struktur Sel

a.      Selaput Plasma
Selaput Plasma (Plasmalemma) yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein). Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:Protein – Lipid – Protein Þ Trilaminer Layer.
Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton). Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall). Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lainSelain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.

2.      Sitoplasma
Sitoplasma dan Organel Sel merupakan bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup (menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Description: http://velope.student.umm.ac.id/files/2010/07/sel-1-300x250.gif
Organel Sel tersebut antara lain :
a.       Retikulum Endoplasma (RE) yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis RE yaitu RE. Granuler (Rough E.R)• RE. Agranuler (Smooth E.R) Fungsi R.E. adalah sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
b.      Ribosom (Ergastoplasma). Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah sebagai  tempat sintesis protein. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
c.       Mitokondria (The Power House). Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan KristaFungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) karena itu mitokondria diberi julukan “The Power House”.
d.      Lisosom. Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.
e.       Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom). Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
f.       Sentrosom (Sentriol). Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
g.      Plastida dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.
Dikenal tiga jenis plastid,yaitu:
1)      Lekoplas (plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),
terdiri dari:
a)      Amiloplas (untak menyimpan amilum)
b)      Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak)
c)      Proteoplas (untuk menyimpan protein).

2)      Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
3)      Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya:
a)      Karotin (kuning)
b)      Fikodanin (biru)
c)      Fikosantin (kuning)
d)     Fikoeritrin (merah)

3.      Vakuola (RonggaSel).
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut TonoplasVakuola berisi :
a.       Garam-garam organic
b.      Glikosida
c.       Tanin (zat penyamak)
d.      Minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada jahe)
e.       Alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
f.       Enzim
g.      Butir-butir patiPada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.

4.      Mikrotubulus.
Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai “rangka sel”. Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.

5.      Mikrofilamen
Mikrofilamen mirip dengan Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.k. Peroksisom (Badan Mikro)Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).

6.      Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
a.       Selaput Inti (Karioteka)
b.      Nukleoplasma (Kariolimfa)
c.       Kromatin / Kromosom
d.      Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
1)      Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai pada bakteri, ganggang biru.
2)      Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti). Fungsi dari inti sel adalah mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
2.    Metabolisme Sel
     Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
     Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup.. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.
Anabolisme dibedakan dengan katabolisme dalam beberapa hal:
a.       Anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul kimia yang lebih besar, sedangkan katabolisme merupakan proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil
b.      Anabolisme merupakan proses membutuhkan energi, sedangkan katabolisme melepaskan energi
c.       Anabolisme merupakan reaksi reduksi, katabolisme merupakan reaksi oksidasi




















BAB III
PENUTUP


A.   KESIMPULAN

Sel juga merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, dimana sel harus dilindungi oleh membran plasma ( dinidng sel ) yang permeable untuk  membungkus cairan yang disebut dengan sitoplasma. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.sel juga memiliki selaput yang disebut Selaput Plasma (Plasmalemma) yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein) dimana
lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:Protein – Lipid – Protein. Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. Maka dari itu sel juga bermetabolisme, dimana m
etabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia yang memiliki peran dalam penawar racun atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh. Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup.

B.       SARAN

     Kita sebagai seorang perawat harus mempelajari benar tentang sel, karena sel merupakan unit terkecil dan fungsional dari tubuh. Sangat penting mengetahui struktur sel, jenis-jenis sel dan fungsi sel, fungsi spesifik dari sel karena ada beberapa penyakit yang menyerang bagian sel tubuh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar