BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kulit
atau sistem integumen adalah organ tubuh yang paling luas. Kulit tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan manusia. Komposisi kulit mempunyai berat 1/6 dari
berat total berat badan (Wysocki, 1995). Integumen merupakan barrier pelindung
terhadap organisme penyebab penyakit atau yang memisahkan organ-organ internal
dengan lingkungan luar dan turut berpartisipasi dengan membran mukosa pada
ostium eksterna sistem digestivus, respiratorius, dan urogenitalis. Organ
sensorik untuk nyero, suhu dan sentuhan, serta mensintesis vitamin D.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang , rumusan masalah yang dapat
kami angkat yaitu :
1. Bagaimana anatomi fisiologi ginjal?
2. Apa yang dimaksud dengan dermis?
3. Apa yang dimaksud dengan epidermis?
4. Apa yang dimaksud dengan hipodermis?
C.
TUJUAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah :
1.
Untuk
mengetahui bagaimana anatomi fisiologi kulit.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan dermis.
3.
Untuk
mengetahui apa
yang dimaksud
dengan epidermis
4.
Untuk
mengetahui apa
yang dimaksud
dengan hipodermis.
D.
MANFAAT
Manfaat dari pembuatan
makalah ini adalah agar mahasiswa mampu memahami tentang dermis yang terdiri
dari serabut saraf, pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar sebasea,
folikel rambut, epidermis yang terdiri dari stratum kornium,melanosit, serta
hipodermis sehingga mahasiswa mampu
meningkatkan kemampuan dalam mengkonstrusikan ilmu tentang konsep anatomi
fisiologi kulit. Tidak hanya mampu memahami tetapi juga mampu menguraikan dan
menerapkan konsep anatomi fisiologi kulit
saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien/klien.
BAB II
ANATOMI FISIOLOGI KULIT
A.
ANATOMI
FISIOLOGI KULIT
Kulit
tersusun dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis atau
jaringan subkutan. Setiap lapisan akan semakinn berdiferensiasi (menjadi masak
dan memiliki fungsi yang lebih spesifik) ketika tumbuh dari lapisan stratum
germinativum basalis ke lapisan stratum korneum yang letaknya paling luar.

Fungsi kulit antara
lain :
1.
Perlindungan
Kulit yang menutupi sebagian besar tubuh memiliki
ketebalan sekitar 1 atau 2 mm saja, padahal kulit memberikan perlindungan yang
sangat efektif terhadap invasi bakteri dan benda asing lainnya. Kulit tangan
dan telapak kaki yang menebal memberikan perlindungan yang sangat efektif
terhadap pengaruh trauma yang terus menerus yang terjadi pada daerah tersebut.
2.
Sensibilitas
Ujung-ujung reseptor serabut saraf pada kulit
memungkinkan tubuh untuk memantau secara teru-menerus keadaan lingkungan di
sekitarnya. Fungsi utama reseptor pada kulit adalah untuk mengindera suhu, rasa
nyeri, sentuhan ringan dan tekanan (atau sentuhan yang berat). Berbagai ujung
saraf bertanggung jawab untuk bereaksi terhadap setiap stimuli yang berbeda.
Meskipun tersebar ke seluruh tubuh, ujung-ujung saraf lebih konsentrasi pada
sebagian daerah dibandingkan daerah lainnya. Contohnya yaitu ujung-ujung jari
tangan jauh lebih terinervasi ketimbang kulit pada bagian punggung tangan
3.
Keseimbangan
air
Stratum korneum memiliki kemampuan untuk menyerap
air dan dengan demikian akan mencegah kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan
dari bagian internal tubuh dan mempertahankan kelembaban dalam jaringan
subkutan.
4.
Pengaturan
suhu
Tubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas
sebagai hasil metabolism makanan yang memproduksi energi. Panas ini akan hilang
terutama lewat kulit. Tiga proses fisik yang terlibat yaitu radiasi (pemindahan panas ke benda lain
yang suhunya lebih rendah dan berada pada suatu jarak tertentu), konduksi (pemindahan panas ke benda
lain yang lebih dingin yang bersentuhan dengan tubuh), dan konveksi yang terdiri atas
pergerakan massa molekul udara hangat yang meninggalkan tubuh. Evaporasi dari
kulit akan membantu kehilangan panas lewat konduksi. Panas dihatarkan lewat
kulit ke dalam molekul-molekul air pada permukaan sehingga air tersebut
mengisat. Air dari permukaan kulit dapat berasal dari perspirasi yang tidak
terasa, keringat ataupun lingkungan. Pengeluaran keringat merupakan suatu
proses yang digunakan kulit untuk mengatur laju kehilangan panas
5.
Produksi
vitamin
Kulit yang terpajan sinar ultraviolet dapat mengubah
substansi yang diperlukanuntuk mensintesis vitamin D (kolekalsiferol). Vitamin
D merupakan unsure esensial untuk mencegah penyakit riketsia, suatu keadaan yang terjadi akibat defisiensi vitamin D,
kalsium serta fosfor dan menyebabkan deformitas tulang (Morton, 1993).
6.
Fungsi
respon imun
Hasil penelitian terakhir (Nickoloff, 1993)
menunjukkan bahwa beberapa sel dermal (sel-sel Langerhans, interleukin-1 yang
memproduksi keratinosit, dan subkelompok limfosit-T) merupakan komponen penting
dalam sistem imun.
B.
DERMIS
Dermis membentuk bagian terbesar kulit
dengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit (Eckert, 1992). Dermis atau
Korium (Kulit Jangat) adalah lapisan jaringan ikat bagian bawah. Pada permukaan
dermis tersusun papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting pembuluh/kapiler
darah, kandung rambut, serta ujung-ujung saraf dari alat indera. Dermis
dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya membrane dasar atau lamina.
Membran ini terusun dari dua lapisan jaringan ikat yaitu lapisan papilaris dan lapisan retikularis. Lapisan ini mengikat epidermis dengan
struktur yang ada di bawahnya. Lapisan papilaris
dermis berada langsung di bawah epidermis dan tersusun dari sel-sel
fibroblast yang dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Lapisan retikularis terletak di bawah lapisan
papilaris dan juga memproduksi kolagen
serta berkas-berkas serabut elastik.
a.
Serabut
saraf
Pada lapisan dermis kulit terdapat
puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf
tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagaiannya Oleh
karena itu kulit merupakan organ terluas dimana pada organ ini terdapat
reseptor panas (ruffini), tekanan (paccini), dingin (krause), rasa nyeri atau
sakit (ujung saraf bebas), serta reseptor sentuhan (meissner). Permukaan kulit
mengandung saraf-saraf yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Ujung
saraf tersebut yaitu sebagai berikut :
1) Korpuskula Pacini (vater pacini) merupakan
ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan berupa tekanan, letaknya
di sekitar akar rambut. Ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan,
telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan
genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan
diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata
telanjang, karena bentuknya mirip bawang. Setiap korpuskulus disuplai oleh
sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel
schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria.
Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel
gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada
sisinya.
2) Korpuskula Ruffini,
merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan panas. Korpuskulus
ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai
sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang
menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan
organ tendo golgi. Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo
(fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak
bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini
terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk
menerima rangsangan panas.
3) Korpuskula Meisner,
merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap sentuhan. Korpuskulus
peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari,
bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus
permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron.
Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang
menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel
gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel
dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin
maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan
memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua
titik yang letaknya berdekatan).
4) Korpuskula Krause,
merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap rangsangan dingin. Korpuskulus
gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia
eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk
bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula
tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin
kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwann.
Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir
saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin
berkurang dengan bertambahnya usia.Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor
yang peka terhadap dingin.
5) Lempeng Merkel,
merupakan ujung perasa sentuhan dan tekanan ringan, terletak dekat permukaan
kulit.
6) Ujung saraf tanpa selaput,
merupakan ujung saraf perasa nyeri. Serat saraf sensorik aferen berakhir
sebagai ujung akhir saraf bebas padabanyak jaringan tubuh dan merupakan
reseptor sensorik utama dalam kulit.Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat
saraf yang tak bermielin, atau seratsaraf bermielin berdiameter kecil, yang
semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf
terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali
bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir
mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba,
nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf
yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.
Beberapa
saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermisberhubungan
dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir sarafmembentuk badan akhir
seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel).Badan ini merupakan sel yang
berwarna gelap dengan banyak juluransitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan
ini mendeteksi pergerakan antarakeratinosit dan kemungkinan juga gerakan
epidermis sehubungan denganjaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa
beberapa diskus merkelmerespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap
dingin.
b.
Pembuluh
darah
Pembuluh
darah dalam papilla dermal juga dikenalkan oleh sistem saraf.
1) Jika
pembuluh darah berdilatasi, aliran darah ke permukaan kulit meningkat, sehingga
konduksi pans apada bagian eksterior dapat terjadi
2) Pembuluh
darah berkonstriksi untuk menurunkan aliran darah ke permukaan kulit dalam
upaya mempertahankan panas tubuh sentral.
c.
Kelenjar
keringat
Kelenjar keringat ditemukan pada kulit sebagian
besar permukaan tubuh. Kelenjar ini terutama terdapat pada telapak tangan dan
kaki. Hanya glans penis, bagian tepi bibir (margo labium oris), telinga luar
dan dasar kuku yang tidak mengandung keringat. Kelenjar keringat (sudoriferus)
menghasilkan keringat. kelenjar keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit dan yang banyak jumlahnya, terletak di sebelah dalam
kulit jangat, bermuara di atas pemukaan kulit di dalam lekukan halus yang
disebut pori. Kelenjar keringat diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan
struktur dan lokasinnya yaitu kelenjar
keringat ekrin dan kelenjar keringat
apokrin.
1) Kelenjar keringat ekrin
ditemukan pada semua daerah kulit. Saluran keluarnya bermuara langsung ke
permukaan kulit. Kelenjar keringat ekrin adalah kelenjar tubuar simpel dan
berpilin serta tidak berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini
penyebarannya menyebar ke seluruh tubuh, terutama pada telapak tangan, telapak
kaki dan dahi. Sekresi dari kelenjar ini (keringat mengandung air dan membantu
pendinginan evaporatif tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh.
2) Kelenjar keringat apokrin
berukuran lebih besar dan berbeda dengan kelenjar keringat ekrin, secret
kelenjar ini mengandung fragmen sel-sel sensorik. Kelenjar apokrin adalah
kelenjar keringat terspesialisasi yang besar dan bercabang dengan penyebaran
yang terbatas. Kelenjar ini terdapat di daerah aksila, anus, skrotum da labia
mayora. Kelenjar apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu dan
diuraikan oleh bakteri untuk menghasilkan bau ketiak yang khas.
(a) Kelenjar apokrin
yang ditemukan di lipatan ketiak dan area anogenital memiliki duktus yang
membuka ke bagian atas folikel rambut. Kelenjar ini mulai berfungsi pada masa
pubertas untuk merespons stres atau kegembiraan dan mengeluarkan semacam
sekresi yang tidak berbau dan kemudian akan berbau jika bereaksi dengan
bakteri.
(b) Kelenjar seruminosa
ditemukan pada saluran telinga luar tempat kelenjar tersebut memproduksi
serumen atau getah telinga, dan kelenjar siliaris Moll pada kelopak mata juga
termasuk kelenjar apokrin.
(c) Kelenjar mammae
adalah kelenjar apokrin termodifikasi yang mengalami spesialisasi untuk
memproduksi susu.
d.
Kelenjar
sebasea
Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin (sel-sel
sekretori menghilang selama sekresi sebum). Kelenjar sebasea adalah kelenjar
kantong di dalam kulit. Bentuknya seperti botol dan bermuara di dalam folikel
rambut. Kelenjar ini banyak terdapat di atas kepala dan muka, sekitar hidung,
mulut, telinga, tetapi sama sekai tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan
telapak kaki. Kelenjarnya dan saluranya dilapisi epitel. Kelenjar sebasea
mengeluarkan sebum yang biasanya dialirkan ke folikel rambut. Kelenjar sebasea,
rambut dan kelenjar keringat apokrin membentuk unit pilosebasea, tetapi hanya terbentuk pada rambut di area
genitalia, bibir, puting susu, dan areola payudara.
1) Sebum adalah
campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-pecahan sel. Zat ini berfungsi sebagai
emoliens atau pelembut kulit dan merupakan suatu barier untuk evaporasi. Zat
ini juga memiliki aktivitas bakterisida.
2) Jerawat adalah
gangguan pada kelenjar sebasea di wajah, leher, dan punggung
yang terjadi terutama pada decade kedua masa kehidupan. Kelenjar sebasea ini
dapat terifeksi sehingga menyebabkan furunkel (bisul).
e.
Folikel
rambut

Rambut pada beberapa bagian tubuh memiliki fungsi
yang bermacam-macam. Rambut merupakan suatu pertumbuhan keluar dari kulit,
rambut atau pili terdapat pada hampir seluruh bagian tubuh, kecuali pada
telapak tangan dan kaki, tetapi sebagian besar berupa rambut vellus yang kecil
dan tidak berwarna atau tersamar. Rambut terminal biasanya kasar dan dapat
dilihat. Rambut ini tertanam di kulit kepala, alis dan bulu mata, ketika masa
pubertas rambut ini akan menggantikan posisi rambut vellus di area ketiak dan pubis (dan di wajah laki-laki) sebagai
bagian dari karakteristik seksual sekunder.
Rambut tumbuh dalam sebuah rongga yang dinamakan folikel rambut yang terbentuk melalui
pertumbuhan dari epidermis ke dalam dermis. Folikel rambut akan mengalami
siklus pertumbuhan dan istirahat. Folikel rambut tubular membengkak pada bagian
dasarnya, kemudian membentuk bulbus
rambut. Bulbus rambut kemudian diinavigasi suatu masa yang tersusun dari
jaringan ikat renggang, pembuluh darah, dan saraf yang disebut papilla dermal yang memberikan nutrisi
untuk pertumbuhan rambut.
Sel-sel bulbus rambut yang terletak tepat di atas
papilla disebut matriks germinal rambut
dan analog dengan sel-sel stratum basalis pada epidermis. Setelah mendapat
nutrisi dari pembuluh darah pada papilla, sel-sel matriks germinal kemudian
membelah dan terdorong kea rah permukaan kulit untuk menjadi rambur yang terkeratinisasi
penuh.
Rambut terdiri dari akar, bagian yang tertanam dalam
folikel dan batang bagian di atas permukaan kulit. Akar dan batang rambut
tersusun dari 3 lapisan yaitu :
1) Kutikel adalah
lapisan terluar yang tersusun dari sel-sel mati yang bersisik.
2) Korteks adalah
lapisan tengah yang terkeratinisasi, membentuk bagian utama batang rambut.
Bagian ini mengandung jumlah pigmen beragam yang menentukan warna rambut.
3) Sebuah medulla atau
aksis sentral, tersusun dari dua sampai tiga lapisan sel. Pertumbuhan medulla
buruk bahkan sering kali tidak terjadi, terutama pada rambut pirang.
Otot
arektor pili adalah pita tipis otot polos yang
berhubungan dengan folikel rambut. Kontraksi otot ini menyebabkan ujung-ujung
rambut berdiri (merinding) dan mengakibatkan keluarnya sekresi kelenjar
sebasea. Setiap folikel rambut mengandung satu atau beberapa kelenjar sebasea.
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi.
Pertumbuhan rambut janggut berlangsung paling cepat dan kecepatan pertumbuhan
rambut ini diikuti oleh rambut pada kulit kepala, aksila, paha serta alis mata.
Fase pertubuhan, anangen, dapat berlangsung sampai 6 tahun untuk rambut kulit
kepala, sementara fase isitirahat atau telogen
kurang lebih selama 4 bulan (Baden, 1991). Selama fase telogen, rambut akan
rontok dari tubuh.
Folikel rambut akan mengalami daur ulang
secara spontan ke dalam fase pertumbuhan atau dapat diinduksi dengan mencabut
rambut. Rambut dalam fase pertumbuhan dan istirahat dapat ditemukan saling
berdampingan pada semua bagian tubuh.
Sekitar 90% dari 100.000 folikel rambut pada kulit kepala yang normal berada
hingga 100 lembar rambut kulit kepalaakan rontok setiap harinya (Baden, 1991).
C.
EPIDERMIS
(KULIT ARI ATAU KUTIKULA)

Epidermis
adalah bagian terluar kulit. Epidermis membentuk lapisan paling luar dengan
ketebalan sekitar 0,1 mm pada kelopak mata hingga sekitar 1 mm pada telapak
tangan dan kaki (Morton, 1993). Epidermis tersusun dari jaringan epitel
skuamosa bertingkat yang mengalami keratinisasi, jaringan ini tidak memiliki
pembuluh darah dan sel-selnya sangat rapat.
Epidermis
yang bersambung dengan membran mukosa dan dinding saluran telinga terdiri atas
sel-sel hidup yang selalu membelah dan pada permukaannya ditutupi oleh sel-sel
mati yang asalnya lebih dalam pada dermis tetapi kemudian terdorong ke atas
oleh sel-sel yang baru tumbuh dan lebih berdiferensiasi yang berada di
bawahnya.
Lapisan
eksternal ini hampir selurunya akan diganti setiap 3 hingga 4 minggu sekali. Sel-sel
mati mengandung sejumlah besar keratin yaitu
protein fibrous insoluble yang membentuk barrier
paling luar kulit dan memiliki kemampuan untuk mengusir mikroorganisme
patogen serta mencegah kehilangan cairan yang berlebih dari tubuh (Holbrook,
1991). Keratin merupakan unsure utama yang mengeraskan rambut dan kuku.
Pada permukaan kulit terdapat
pori-pori yang merupakan tempat bermuaranya kelenjar keringat. Kulit ari tidak
berisi pembuluh darah. Saluran kelenjar keringat menembus kulit ari dan mendampingi
rambut. Sel epidermis membatasi folikel rambut. Di atas permukaan epidermis
terdapat garis lekukan yang berjalan sesuai dengan papil dermis di bawahnya.
Garis-garis ini berbeda, pada ujung
jari berbentuk ukiran yang jelas yang
pada setiap orang tidak sama. Atas hal inilah studi kasus sidik jari
dalam kriminologi dilakukan. Epidermis mengalami modifikasi pada berbagai
daerah tubuh yang berbeda. Ketebalan epidermis dapat meningkat jika bagian
tersebut banyak digunakan dan bisa mengakibatkan pembentukan kalus pada telapak
tangan atau klavus (corns) pada kaki.
a.
Stratum
korneum
Stratum korneum adalah lapisan yang tipis, datar
seperti sisik yang terus dilepaskan dan merupakan lapisan terluar epidermis.
Stratum korneum terdiri dari sel mati yang pipih dan mengalami keratinisasi.
Jumlah sel matinya sebanyak 25 sampai 30 lapisan dan semakin gepeng saat
mendekati permukaan kulit. Sel-sel tersebut berasal dari lapisan epidermis
yaitu stratum basalis. Sel pada stratum basalis akan membelah, berproliferasi
dan pindah ke permukaan epidermis.
Setelah mencapai stratum korneum, sel berubah
menjadi pipih dan mati. Pergerakan yang konstan ini menjamin adanya pergantian
sel di semua permukaan kulit selama deskuamasi
normal. Stratum korneum yang tipis melindungi sel dan jaringan di bawahnya
dari dehidrasi dan mencegah masuknya zat kimia tertentu. Stratum korneum juga
memungkinkan terjadinya evaporasi air dari kulit dan absorpsi obat-obatan
topical tertentu. Stratum korneum Epidermis tipis yang melapisi seluruh tubuh,
kecuali pada telapak tangan dan telapak kaki, tersusun hanya dari lapisan
basalis dan korneum.
b.
Melanosit

Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang
terutama terlibat pada produksi pigmen melanin
yang mewarnai kulit dan rambut. Melanosit terletak pada stratum basalis.
Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang yang
berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang
berkulit cerah mengandung pigmen ini dalam julah lebih banyak. Warna kulit yang
normal bergantung pada ras dan bervariasi dari merah muda cerah hingga coklat.
1) Pada
rentang yang terbatas, melanin melindungi kulit dari sinar ultraviolet matahari
yang merusak. Peningkatan produksi melanin (tanning)
berlangsung jika terpajan sinar matahari.
2) Jumlah
melanosit (sekitar 1000/mm2 sampai 2000/mm2) tidak
bervariasi antar ras tetapi perbedaan genetik dalam besarnya jumlah produksi
melanin dan pemecahan pigmen yang lebih melebar mengakibatkan perbedaan ras.
3) Putting
susu, areola dan area sirkumanal, skrotum, penis dan labia mayora adalah area
tempat terjadinya pigmentasi yang besar, sedangkan telapak tangan dan telapak
kaki mengandung sedikit pigmen.
D.
HIPODERMIS
Hipodermis atau jaringan subkutan merupakan
lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adipose
yang memberikan bantalan antar lapisan kulit dan struktur internal seperti otot
dan tulang. Jaringan ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh
dan penyekatan panas tubuh (Halbrook, 1991). Lemah atau gajih akan bertumpuk
dan tersebar menurut jenis kelamin seseorang dan secara parsial menyebabkan
perbedaan bentuk tubuh laki-laki dengan perempuan. Makanan yang berlebihan akan
menyebabkan penimbunan lemak di bawah kulit. Jaringan subkutan dan jumlah lemak
yang tertimbun merupakan faktor dalam pengaturan suhu tubuh.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kulit tersusun dari
tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis atau jaringan subkutan.
Fungsi kulit antara lain sebagai perlindungan, sensibilitas, keseimbangan air, pengaturan suhu, produksi vitamin, dan fungsi respon imun. Dermis
membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur pada
kulit (Eckert, 1992). Dermis atau Korium (Kulit Jangat) adalah lapisan jaringan
ikat bagian bawah. Dermis terdiri dari serabut saraf, kelenjar keringat,
kelenjar sebasea dan folikel rambut. Epidermis adalah bagian terluar kulit.
Epidermis membentuk lapisan paling luar dengan ketebalan sekitar 0,1 mm pada
kelopak mata hingga sekitar 1 mm pada telapak tangan dan kaki (Morton, 1993). Hipodermis
atau jaringan subkutan merupakan lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan ini
terutama berupa jaringan adipose yang memberikan bantalan antar lapisan kulit
dan struktur internal seperti otot dan tulang.
DAFTAR
PUSTAKA
Ethel Sloane. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Potter dan Perry. 2005. Buku
Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses & Praktik. Jakarta: EGC.
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC.
http://www.pustakasekolah.com/struktur-dan-anatomi-kulit.html
Best eCOGRA Sportsbook Review & Welcome Bonus 2021 - CA
BalasHapusLooking for an eCOGRA https://deccasino.com/review/merit-casino/ Sportsbook Bonus? At casino-roll.com this eCOGRA Sportsbook aprcasino review, we're talking about a herzamanindir.com/ variety of ECCOGRA sportsbook promotions. novcasino